Tulang-tulang yang sangat padat itu menunjukkan bahwa paus itu mungkin menghabiskan waktunya di perairan pantai yang dangkal, kata para penulis penelitian tersebut.
Penghuni pesisir lainnya, seperti hewan manatee, memiliki tulang yang berat untuk membantu mereka tetap dekat dengan dasar laut. Tapi tanpa tengkorak, sulit untuk mengetahui apa yang dimakan paus tersebut untuk menopang tubuh sebesar itu.
Para peneliti mengatakan, ada kemungkinan bahwa paus yang disebut sebagai perucetus colossus itu mengais-ngais makanan di sepanjang dasar laut atau memakan berton-ton krill atau udang kecil, serta makhluk laut kecil lainnya di dalam air. (tim/voaindonesia)