IPOL.ID – PT Pertamina (Persero) sebagai perusahaan energi nasional terus berupaya mendorong peningkatan ekonomi hingga ke daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) dengan menyalurkan BBM Satu Harga. Kali ini komitmen tersebut direalisasikan dengan meresmikan secara serentak 29 penyalur BBM Satu Harga.
Peresmian tersebut dilakukan secara serentak di 4 lokasi yaitu Natuna, Bengkulu, Sumba dan Papua. Pada seremoni wilayah Natuna yang dilaksanakan di SPBU 16.16.297.033 Desa Kelarik, Bunguran Utara, Natuna pada Kamis (24/8) dihadiri oleh Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Erika Retnowati, Bupati Natuna Wan Siswandi dan Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan.
Program BBM Satu Harga bertujuan untuk mewujudkan ketersediaan, kemudahan akses dan keterjangkauan harga BBM, terutama di daerah 3T di wilayah Indonesia.
Kebijakan ini diharapkan dapat mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor ekonomi domestik masyarakat.
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan menyatakan bahwa hingga Agustus 2023 Pertamina telah berhasil membangun 461 lembaga penyalur BBM Satu Harga di seluruh Wilayah Indonesia, yaitu dengan rincian Sumatera 70 penyalur, Kalimantan 101 penyalur, Jawa dan Madura 3 penyalur, Bali 2 penyalur, Sulawesi 48 penyalur, Nusa Tenggara 80 penyalur, serta Maluku dan Papua 157 penyalur.
“Amanah penyaluran BBM Satu Harga adalah bentuk kontribusi Pertamina dalam menyediakan energi hingga pelosok negeri, termasuk untuk daerah 3T. Sehingga dengan adanya program BBM satu harga ini, saya berharap dapat memudahkan masyarakat,” ungkap Riva.
Lebih lanjut Riva menjelaskan bahwa lembaga penyalur BBM Satu Harga ini menyediakan Pertalite dan Biosolar sesuai harga yang diatur oleh Pemerintah. Harga BBM subsidi untuk Biosolar senilai Rp 6.800 per liter dan harga Pertalite senilai Rp 10.000 per liter.
Di kesempatan yang sama Kepala BPH Migas Erika Retnowati menyampaikan bahwa salah satu misi pemerintah adalah menyediakan energi yang berkeadilan bagi masyarakat Indonesia.
Selain akses yang lebih mudah, harga yang sama bagi masyarakat khususnya yang berada di wilayah 3T menjadi salah satu tujuan dari program BBM Satu Harga.
“Program BBM satu harga merupakan program nasional yang merupakan wujud dari sila kelima yaitu keadilan sosial bagi seluruh warga Indonesia. Program BBM Satu Harga sudah dilaksanakan sejak tahun 2017. Peresmian kali ini merupakan wujud kehadiran pemerintah dalam mewujudkan kemandirian ekonomi dan diharapkan masyarakat dapat melakukan penghematan pengeluaran BBM dan diikuti penurunan harga sembako, sehingga kualitas hidup dan kesejahteraan hidup masyarakat dapat meningkat,” tutur Erika.
Bupati Natuna Wan Siswandi menyampaikan apresiasinya kepada Pertamina dan BPH Migas. “Kehadiran SPBU ini diharapkan dapat mengatasi permasalahan bahan bakar yang dialami masyarakat, sebelumnya akses untuk menjangkaunya cukup jauh, semoga dapat mengatasi persoalan dan dapat memudahkan aktivitas masyarakat,” terang Siswandi.
Ia berharap dengan hadirnya SPBU tersebut bisa memudahkan masyarakat dan nelayan untuk mendapatkan bahan bakar dengan harga yang terjangkau dan sama dengan daerah lain di Indonesia.
“Semoga dengan kehadiran SPBU satu harga di Kelarik ini dapat memudahkan masyarakat untuk mendapatkan bahan bakar, untuk menunjang perputaran perekonomian di tengah masyarakat,” tutupnya.
VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso di tempat terpisah menyampaikan bahwa Pertamina senantiasa berupaya untuk dapat menyediakan energi hingga pelosok negeri. Di mana hal tersebut sejalan dengan komitmen Pertamina untuk menjamin energy availability, accessibility, affordability, acceptability, serta sustainability.
“Pertamina sebagai perusahaan energi nasional akan terus berupaya maksimal menjamin ketahanan dan ketersediaan energi di seluruh wilayah Indonesia,” ungkap Fadjar.
Pertamina sebagai perusahaan pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.(Yudha Krastawan)