IPOL.ID – Pergantian Dirut Bank DKI, Fidri Arnaldy mengundang sejumlah spekulasi. Apalagi proses pergantian dilakukan secara cepat.
Meski begitu, kalangan politisi Kebon Sirih menilai pergantian itu merupakan hal yang wajar.
“Pergantian itu hal yang wajar. Saya pun saat di Pertamina pergantian tidak pernah diinformasikan,” ujar wakil ketua Komisi C DPRD DKI yang membidangi keuangan, Rasyidi kepada wartawan, Kamis (3/8).
Khusus perhatian Dirut Bank DKI, Rasyidi meyakini jika hal itu berdasarkan pada rapat umum pemegang saham (RUPS). Karenya, sangat kecil peluang adanya pergantian tersebut dikarenakan like or dislike.
“Pastinya dalam memutuskan itu ada direksi, komisaris. Saya justru lebih melihat pergantian itu bertujuan untuk penyegaran saja,” katanya.
Rasyidi menilai, dalam kurun waktu beberapa tahun. Bank DKI, masih tertinggal dengan bank lainnya.
Dicontohkannya, Bank Jabar merupakan percontohan utama. ASN, kata dia justru cenderung menggunakan bank tersebut untuk meminjam atau pun menyimpan uang.
“Untuk itu diperlukan peningkatan lagi. Karena seperti kita ketahui, dana yang diberikan oleh presiden Rp 2,8 triliun untuk bantuan UMKM dalam bentuk KUR, hingga saat ini baru terelasi Rp80 miliar,”paparnya.
Belum lagi, minimnya progam sosialisasi dari Bank DKI di masyarakat.”Ditambah lagi, Bank DKI itu terlalu berbelit dan lambat. Gerai pun sangat kurang dan terdapat pada tempat tertentu,” jelasnya. (sofian)