Sebagai pasar yang berkembang, industri teknologi minuman di Indonesia sedang mengalami masa yang dinamis dan menarik. Dengan munculnya pengiriman minuman online untuk mendukung kemajuan, ProPak Indonesia menghadirkan zona fokus kepada teknologi minuman guna membidik pasar. Dengan dukungan dari pemerintah, asosiasi serta perusahaan utama, ProPak akan membawa para pemain kunci dalam industri ini untuk berbagi produk dan pengetahuan mereka di ProPak Indonesia.
Dalam konferensi pers ini hadir pula Yunawati Gandasasmita (Food Regulation Commite GAPMMI), Ariana Susanti (Business & Development Director IPF) dan Ketua Umum Perkumpulan Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin), Rahmat Hidayat.
Ditanya terkait tantangan industri pengemasan di tanah air, Rahamat Hidayat mengungkap bahwa manajemen pengolahan sampah dan produksi yang efisien menjadi masalah yang dihadapi. Limbah AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) ini menurut Rahmat Hidayat, terus menjadi perhatian perkumpulannya.
Masalah terbesar dari limbah AMDK memang pada penanganan waste management. Kalau dilihat, menggunakan angka, menurut Rahmat Hidayat, konsumsi plastik di Republik Indonesia berkisiar 20 kilogram per kapita per tahun. Sementara di Malaysia, Thailand, Filipina, konsumsi per kapitanya di atas 40 kilogram per tahun. Sedangkan Jepang, Korea Selatan, Amerika malah lebih banyak lagi, sekitar 100 kilogram, per kapita per tahun.