IPOL.ID – Seorang pelajar sekolah menengah kejuruan (SMK) Muhammad Abidzar, 16, menjadi korban penyiraman air keras di Jalan Pisangan Lama III, Pisangan Timur, Pulogadung, Jakarta Timur. Saat kejadian, korban mengemudikan sepeda motor berboncengan bersama temannya.
Dalam perjalanan pulang sekolah mengendarai sepeda motor pada Selasa (8/8) sekitar pukul 15.30 WIB. Abidzar melaju ke arah kantor Bea Cukai berpapasan dengan kelompok pelajar asal sekolah lain yang mengemudikan lima motor.
Tanpa cekcok atau adu mulut, kelompok pelaku yang melaju ke arah berlawanan tiba-tiba menyiramkan air keras ke wajah Abidzar.
Hal itu diungkapkan oleh saksi mata, Muhammad Fatah, 19, bahwa kejadian berawal saat korban melaju di Jalan Pisangan Lama III berpapasan dengan diduga kelompok pelajar asal sekolah lain.
“Korban dari arah Pintu Baru ke Bea Cukai, kelompok pelaku sebaliknya. Pelakunya itu naik sekitar lima sepeda motor, satu motor pada boncengan tiga,” ungkap Fatah di Jakarta Timur, Rabu (9/8).
Nah, saat berpapasan di Jalan Pisangan Lama III, antara kelompok pelaku yang tidak diketahui asal sekolahnya dengan korban sebenarnya tidak terjadi cekcok atau adu mulut sama sekali.
Tiba-tiba, seorang pelaku yang masih mengenakan seragam sekolah itu menyiramkan air keras yang sudah dipersiapkan dalam kemasan botol mineral ke wajah korban.
“Setelah disiram korban langsung berhenti megangin matanya. Awalnya warga enggak tahu dia kenapa, baru tahu pas temannya yang dibonceng bilang kalau korban disiram,” katanya.
Fatah menjelaskan, akibat siraman air keras tersebut kulit pada bagian wajah, leher, hingga area sekitar dada, dan pundak pelajar kelas I SMK itu melepuh seketika terkelupas.
Mendapati korban terluka, warga di sekitar lokasi bergegas memberi pertolongan pertama kepada korban dengan mengguyur bagian luka dengan air dan membawa ke klinik terdekat.
“Awalnya saya bawa ke Klinik Melati dekat sini. Cuman karena lukanya parah jadi saya bawa ke RSUD Matraman. Kalau pelakunya habis kejadian langsung kabur, sempat dikejar tapi enggak kena,” tandasnya.
Karena luka diderita cukup parah, setelah mendapat penanganan medis awal di RSUD Matraman korban dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat untuk penanganan medis lebih lanjut. Kini Abidzar pun masih menjalani perawatan intensif di RSCM, Rabu (9/8).
Fatah menuturkan, luka paling parah diderita akibat siraman air kerasa berada di wajah, bahkan kedua mata juga terdampak sehingga saat kejadian korban sulit membuka matanya.
“Pas di RSUD Matraman itu sudah ada keluarganya dan anggota dari Polsek Pulogadung. Dari situ katanya dirujuk ke RSCM, setelahnya saya enggak tahu kondisinya,” tukas Fatah.
Bahkan ulah kelompok pelajar yang menyiramkan air keras terhadap seorang pelajar SMK di Jalan Pisangan Lama III, Pulogadung turut mengakibatkan dua warga terluka.
Selain Abidzar menjadi korban, seorang Ibu dan anaknya yang merupakan pelajar SMP ikut terluka karena berada di lokasi saat kejadian pada Selasa (8/8) pukul 15.30 WIB.
Saksi mata, Jhi, 28, mengatakan, Ibu dan anak tersebut mengalami luka di bagian kaki akibat terkena ceceran air keras dari botol mineral yang dibawa pelaku sebagai wadah untuk melakukan penyerangan.
“Jadi setelah pelaku nyiram korban yang anak SMK itu botol dibuang ke jalan. Sisa airnya kena ke bagian kaki Ibu sama anak yang habis beli layangan,” kata Jhi di Jakarta.
Akibat kejadian itu, bagian kaki Ibu dan anak tersebut seketika melepuh meski hanya terkena sedikit ceceran air keras dari botol yang dibuang pelaku di tepi Jalan Pisangan Lama III.
Namun luka diderita kedua korban tidak separah dialami Abidzar, kondisi keduanya membaik setelah diberi pertolongan pertama dari warga di sekitar lokasi kejadian.
“Kalau yang anak SMK itu kan sampai kulitnya melepuh semua. Kalau Ibu sama anaknya itu kakinya merah, enggak terlalu parah melepuhnya. Saya guyur air keran kaki mereka,” ujarnya.
Jhi menambahkan, botol mineral wadah air keras yang dibuang pelaku di Jalan Pisangan Lama III kini sudah diamankan jajaran Unit Reskrim Polsek Pulogadung saat olah TKP pada Selasa malam kejadian.
Tapi dia tidak mengetahui pasti asal sekolah kelompok pelaku yang melakukan penyerangan, karena saat kejadian mereka mengenakan jaket sehingga seragam sekolahnya tertutupi.
“Cuman kelihatan celana sekolahnya saja. Kalau kasus penyiraman air keras seperti ini baru kali pertama kejadian di sini. Sebelumnya juga aman-aman saja, enggak ada tawuran,” ungkapnya.
Kemudian barang bukti rekaman CCTV dari satu pertokoan di lokasi yang menyorot kejadian. Pemeriksaan terhadap sejumlah saksi untuk keperluan penyelidikan telah dilakukan aparat.
“Saya juga ikut diperiksa polisi. Kalau asal sekolah pelaku dari mana enggak tahu karena pas kejadian mereka pakai jaket semua, jadi seragam sekolah enggak terlihat,” tandas Fatah.
Awak media sudah berupaya mengonfirmasi kasus kepada pejabat utama Polsek Pulogadung, namun hingga berita ditulis belum ada keterangan terkait penanganan kasus yang diberikan.
Saat dikonfirmasi via pesan teks Kapolsek Pulogadung Kompol Andika Muslim hanya meminta awak media menghubungi Kepala Unit Reskrim Polsek Pulogadung, AKP Wahyudi.
Sementara itu, sejak dikonfirmasi pada Rabu pagi tadi, hingga kini Wahyudi urung merespon upaya konfirmasi dilakukan awak media terkait kasus penyiraman air keras dialami korban Abidzar. (Joesvicar Iqbal)