IPOL.ID – Kelompok sukarelawan Crivisaya Ganjar terdiri dari Generasi Alumni Muda Universitas Sriwijaya (Unsri) dan Universitas Lampung (Unila) mengadakan penyuluhan pengendalian hama penyakit pada tanaman semangka.
Kegiatan tersebut diinisiasi pendukung Ganjar Pranowo kepada para petani semangka, digelar di Desa Endang Rejo, Kecamatan Seputih Agung, Kabupaten Lampung Tengah, Provinsi Lampung, Sabtu (9/9).
“Kegiatan itu diambil karena banyak petani di Desa Endang Rejo ini adalah petani semangka,” ujar Koordinator Wilayah (Korwil) Crivisaya Ganjar Lampung, Harsya Billy di lokasi, Sabtu (9/9).
Dalam penyuluhan tersebut, para petani semangka dijelaskan soal pembasmian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) seperti kutu, tungau, hingga ulat tanah beserta penanganan penyakit yang timbul karenanya.
Lalu disampaikan pula tentang pengendalian hama yang ramah lingkungan. Seperti melakukan sanitasi, memangkas daun yang terserang OPT, sampai pengaturan jarak tanam.
“Penyuluhan kepada petani semangka ini merupakan bentuk kepedulian kita sebagai alumni mahasiswa kepada masyarakat Lampung Tengah. Mereka sangat antusias dengan kegiatan itu,” ungkap Billy.
Billy berharap penyuluhan itu dapat memberikan manfaat bagi para petani semangka. Diharapkannya, ilmu-ilmu yang diberikan dapat berdampak pada semakin baiknya kualitas semangka di Desa Endang Rejo.
“Diharapkan adanya kegiatan itu bisa mendatangkan manfaat kepada masyarakat yang nantinya akan ber-impact pada hasil tani lebih baik,” tukas dia.
Billy pun menyampaikan komitmen Crivisaya Ganjar untuk terus menebarkan kebermanfaatan kepada masyarakat Lampung melalui berbagai kegiatan positif.
“Ke depan masih di Kabupaten yang sama, kami akan mengadakan kegiatan pelatihan pembuatan kripik dari olahan pangan. Mungkin ada kripik pisang atau kripik singkong,” ucapnya.
Sementara itu, salah satu petani semangka Desa Endang Rejo yakni Arif Santoso mengapresiasi relawan Crivisaya Ganjar yang telah memberi bekal penyuluhan pengendalian hama penyakit tanaman semangka.
Menurut Arif, penyuluhan seperti itu memang sangat diharapkan kehadirannya oleh petani setempat. Supaya semangka yang dipanen nantinya semakin baik dan berkualitas.
“Manfaatnya untuk jangka panjang. Ilmu-ilmu ini untuk anak-anak kita, terutama untuk kita saat ini. Nanti kita bisa telurkan ke generasi-generasi selanjutnya agar pertanian semangka tidak putus di hari ini karena hama penyakit semangka,” tandasnya.
Arif berharap kegiatan serupa bisa digalakkan kembali oleh Crivisaya Ganjar. Tak hanya di Kabupaten Lampung Tengah, tapi juga daerah-daerah lain membutuhkan.
“Kita perlu pendampingan terus menerus agar kita bisa menjadi pertanian yang modern. Kita mengapresiasi relawan dan kegiatan seperti ini mesti ada terus di kampung-kampung,” ungkapnya.
Di samping memberikan penyuluhan, sukarelawan Crivisaya Ganjar juga mendengarkan aspirasi terkait berbagai persoalan yang dialami para petani semangka Desa Endang Rejo seperti ketersediaan pupuk bersubsidi hingga persoalan bibit. (Joesvicar Iqbal/msb)