IPOL.ID – Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan pemerintah tidak akan berkompromi dengan larangan pakaian pemakaian baju kurung panjang seperti abaya atau gamis di sekolah.
“Sekolah-sekolah di negara kita sekuler, bebas dan wajib, tapi yang terpenting, sekuler … dan tanda-tanda agama, apa pun itu, tidak memiliki tempat (di sana),” kata Macron, menurut lembaga penyiaran BFMTV dikutip Anadolu.
Macron mengunjungi sebuah sekolah menengah atas di kota Orange, Prancis selatan, Jumat (1/9) di mana ia memberikan komentar tentang larangan mengenakan abaya di sekolah.
Pernyataan Macron itu merupakan dukungan sikap Menteri Pendidikan Gabriel Attal, dengan mengatakan, “Kami tidak akan berkompromi dalam topik ini. … Kami akan mengambil tindakan yang melampaui kata-kata.”
Macron mengatakan bahwa staf khusus akan mendukung kepala sekolah di sekolah-sekolah yang sensitif, dan melakukan dialog dengan para siswa dan keluarga mereka.
“Kami tidak akan membiarkan apa pun berlalu,” ucapnya.
Attal telah mengumumkan bahwa siswa yang mengenakan pakaian kurung tradisional tidak akan dapat menghadiri kelas pada hari Senin, saat tahun ajaran baru dimulai.
“Mereka (siswa) akan disambut di sekolah dan akan ada diskusi untuk menjelaskan kepada mereka maksud dari peraturan tersebut, mengapa keputusan ini diambil, dan mengapa mereka tidak bisa mengenakan abaya atau gamis di sekolah,” beber Attal.
Pemerintah Prancis telah dikritik karena menargetkan muslim dengan pernyataan dan kebijakan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk penggerebekan di masjid dan yayasan amal, dan undang-undang “anti-separatisme” yang menampar pembatasan luas pada masyarakat. (far)