IPOL.ID- Warga di Jakarta Barat mulai merasakan kesulitan ketersediaan air bersih yang disuplay PAM Jaya.
Kepada IPOL.id, salah seorang warga mengeluhkan kondisi matinya aliran air bersih dua hari belakangan.
“Kita untuk mandi dan cuci pakaian atau piring pun merasa kesulitan. Karena hanya bergantung pada suplay air PAM,” ujar Nani salah seorang warga di Jakarta Barat, Jumat (21/9).
Diharapkanya, aliran air bersih tidak mati dalam waktu yang panjang. Sebab, sambungnya lagi saat ini banyak warga yang bergantung pada air bersih yang disuplay PAM Jaya.”Sangat sulit membanyangkanya jika harus berhari-hari. Kita berharap agar segera kembali normal,” katanya.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani mengakui jika persoalan air bersih saat ini dialami warga tidak hanya di Jakarta Barat.”Permasalahan ini memang jadi masalah seluruh Jakarta bukan cuma Jakarta Barat,” imbuhnya.
Menurutnya, saat ini pemerintah masih membangun pipa-pipa air bersih bekerja sama dengan pemerintah pusat. “Dalam hal ini PUPR dan juga pihak swasta, “katanya.
Disamping itu, krisis air yang saat ini terjadi disebabkan rendahnya curah hujan di Jakarta. Hal itu pula, sambung Sekretaris DPD Gerindra DKI itu yang menyebabkan Jakarta mengalami krisis air bersih.
“Kalau pun ada bantuan dari mobil air bersih. Saya kira itu hanya bisa dimanfaatkan oleh sekelompok masyarakat,” jelasnya.
Sebelumnya, Direktur Utama PAM JAYA, Arief Nasrudin mengatakan kualitas air baku di IPA Hutan Kota, Jakarta Barat, menurun. Kondisi ini mengakibatkan air hasil olahan tidak memenuhi standar Permenkes nomor 492 tahun 2010.
Dia mengatakan hal itu menimbulkan gangguan layanan air bersih di area yang tersuplai dari IPA Hutan Kota. Bentuk gangguan tersebut berupa terjadinya penurunan suplai air yang terjadi sejak 8 September 2023.
Menurutnya, salah satu penyebab utama kejadian tersebut karena dampak dari kemarau panjang yang melanda kota Jakarta.
PAM Jaya pun menyetop IPA Hutan Kota yang menyuplai air bersih sebanyak 450Lps/detik. Arief mengatakan dampak dari pemberhentian tersebut mengakitbatkan daerah yang sebelumnya mendapatkan suplai air bersih dari IPA Hutan Kota menjadi terhenti.
“Saya ingin meminta maaf kepada masyarakat Jakarta yang saat ini mengalami krisis air dampak dari diberhentikannya IPA Hutan Kota dan saya berharap semoga dapat segera turun hujan dengan harapan air dari daratan dapat mendorong air laut, sehingga TDS air baku di IPA Hutan Kota menjadi rendah dan IPA tersebut dapat beroperasi kembali,” kata Arief melalui keterangan tertulis, kemarin.
Arief menjelaskan wilayah Hutan Kota merupakan titik terjauh dari pompa PAM Jaya lantaran letaknya mendekati laut.
Ia menyebut kemarau panjang menyebabkan intrusi air laut ke air sungai, sehingga mengakibatkan total TDS (Total Disolve Solid) yang menjadi kualitas air tidak sesuai dengan Permenkes.
Berdasarkan standar Permenkes, kata Arief, TDS air harus di bawah angka 200. Sementara saat ini TDS air baku yang ada di IPA Hutan Kota mencapai 2000.
“Sedangkan teknologi pada IPA Hutan Kota memang tidak diperuntukkan desalinasi dan ini yang menyebabkan PAM JAYA harus menyetop IPA Hutan Kota yang suplainya sebanyak 450Lps/detik,” ujar Arief.
Dia menyampaikan PAM Jaya akan melakukan realokasi pada sejumlah titik distribusi dan mengatur lalu lintasnya menuju Jakarta Utara dan Jakarta Barat.(Sofian)