IPOL.ID – Ramai sebuah video yang menunjukkan orang utan dengan kondisi memprihatinkan, sedang melintasi jalan di kawasan tambang atau lainnya yang memiliki vegetasi pohon yang sangat jarang, dengan membawa anaknya.
Dari beberapa informasi di media sosial, ini diperkirakan terjadi di Sangatta, Kalimantan Timur.
Video yang dikutip dari unggahan akun Instagram, @infobdgbaratcimahi, pada Jumat (22/9), terlihat kedua orang utan kelaparan dan kurang nutrisi berkeliaran.
Menanggapi viralnya video dua orang utan tersebut, Direktur Save Our Borneo (SOB) Muhammad Habibi menduga bila keluarnya orang hutan ke jajalan lantaran habibat orang utan tersebut telah dirusak oleh pemerintah dengan memberikan izin kepada para pengusaha tambang dan perkebunan.
“Jadi orang utan ini terusir dari habitatnya, kuat kemungkinan habitatnya dirusak oleh pemerintah sendiri dengan memberikan izin kepada pengusaha tambang dan perkebunan, atau konsesi akasia,” kata Habibi, Jumat (22/9).
Habibi mengatakan berdasarkan aturan yang berlaku, orang utan merupakan kategori satwa yang mestinya dilindungi oleh negara. Untuk itu, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) perlu melakukan upaya penyelamatan terhadap orang utan tersebut.
“Inilah pentingnya upaya penyelamatan satwa dilindungi semacam itu dilakukan oleh BKSDA, di bawah KLHK,” ujarnya.
Aktivis satwa liar yang dilindungi ini pun mendorong pemerintah untuk menolong orang utan itu dengan menyelamatkan baik fisik maupun psikologi.
“Rescue agar dilakukan pemulihan fisik mau psikologinya. Kalau dibiarkan berkeliaran, khawatirnya ada manusia yang merasa terancam atau ketakutan, kemudian melakukan usaha untuk melakukan kekerasan terhadap satwa tersebut,” sambungnya.
Hingga saat ini belum diketahui pasti keberadaan kedua orang utan yang ramai di media sosial.(vinolla)