IPOL.ID – Sebanyak 11 jurnalis dilaporkan tewas dan lebih dari 20 lainnya terluka akibat tembakan tentara Israel sejak dimulainya agresi Israel ke Jalur Gaza pada 7 Oktober, demikian disampaikan Sindikat Wartawan Palestina (PJS), Senin (16/10).
PJS dalam sebuah pernyataan seperti dilaporkan kantor berita Palestina, WAFA, bahwa jurnalis yang tewas Ahmad Shehab (Voice of Prisoners Radio), Mohammad al-Salhi (Fourth Estate Agency), Mohammad Fayez Abu Matar, Hisham Nawajha (Khabar Agency) dan Mohammad Abu Rizq (Khabar Agency).
Kemudian Ibrahim Lafi (Ain Media), Saeed Taweel (Fifth News Agency), Mohammad Jarghouth (Smart Media Agency), Asaad Shamlikh, Salam Mema dan Hossam Mubarak.
PJS juga menyebut dua jurnalis masih hilang, yakni Nidal al-Wahidi (al-Najah TV) dan Haitham Abdel Wahed (Ain Media).
Sedangkan lebih dari 20 wartawan terluka dalam agresi yang sedang berlangsung, sementara sekitar 20 rumah milik wartawan dibom, beberapa di antaranya hancur total dan yang lainnya hancur sebagian.
PJS menambahkan bahwa sekitar 50 kantor pusat dan cabang dari pusat-pusat media dibom, termasuk kantor Al Jazeera, TV Palestina, AFP, Al-Aqsa, Kantor Berita Ma’an, Kantor Berita Sawa, Kantor Berita Shihab, surat kabar al-Quds, Radio Baladna, Radio Zaman, Kantor Berita Watanya, Kantor Berita Khabar, surat kabar al-Ayyam, Event Media Services Company, Fadl Shanaa Foundation, Radio Al-Quds, Kantor Berita Syam, dan kantor APA.
Sementara itu gangguan listrik dan internet yang terus berlanjut di Jalur Gaza membatasi kemampuan para jurnalis untuk melanjutkan liputan mereka tentang agresi Israel.
Laporan PJS juga menyinggung pelanggaran di Tepi Barat dan Yerusalem, menunjukkan bahwa banyak wartawan dipukuli, ditahan, dan dicegah untuk meliput peristiwa.
Sementara tembakan dilepaskan dalam 10 kasus terhadap wartawan, yang terakhir menyasar Yazan Hamayel dan Wahhaj Bani Mufleh, di kota Beita, selatan Nablus.
Selain itu juga penangkapan empat jurnalis, yaitu Abdel Nasser Lahham, Sabri Jabr, Moath Amarneh, dan Mustafa al-Khawaja, setelah pasukan pendudukan menggerebek rumah mereka.
Ada juga 22 kasus penahanan dan mencegah kru bekerja, 10 serangan pemukulan, dan tujuh kasus perampasan dan perusakan peralatan jurnalis, selain mengganggu siaran Channel Four dan meretasnya.
Sementara Al-Aqsa TV juga dipaksa untuk menghentikan siaran di satelit Eutelsat, kata laporan tersebut.
Banyak jurnalis diancam dan dihasut di akun-akun media sosial Israel, seperti yang terjadi pada jurnalis Muthanna al-Najjar dari Gaza, serta jurnalis Mohammad Turkman dari Tepi Barat. (far)