Kolaborasi tersebut, lanjutnya, melingkupi edukasi dengan adanya ‘training of trainer’ (TOT) atau program pelatihan yang bertujuan untuk meningkatkan dan memberikan pelatihan secara efektif.
“(Hal itu) untuk menunjang efektivitas pelatihan tersebut, bisa juga diadakan modul pelatihan,” ungkapnya.
Tidak hanya itu, Herwyn juga menawarkan konsep, pelatihan saksi peserta pemilu dengan hybrid atau bisa dengan atau tanpa tatap muka.
Sebab, saat ini pelatihan bisa dilakukan dengan virtual.”Nah ini masih bisa jadi kajian di kami,” cetusnya. gota KPU Mochammad Afifuddin memberikan catatan untuk peningkatan kapasitas saksi tersebut.
Salah satunya dengan memastikan saksi dan penyelenggara pemilu, memiliki pemahaman yang sama tentang regulasi kepemiluan.
“Demokrasi berkualitas berawal dari kualitas proses di TPS-nya. Begitu hasil di TPS bagus, hasil pemilu menjadi baik juga secara keseluruhan,” tegasnya. (Sofian)