IPOL.ID- Dr. Carina Citra Dewi Joe, Ph.D. yang dikenal dengan Carina Joe begitu biasa ia disapa orang merupakan Generasi Best BPK Penabur pemegang hak paten vaksin COVID-19 – AstraZeneca, menerima Pin Emas dari Yayasan BPK Penabur pada senin, 25/9/2023 di Mercure Hotel, Ancol.
“Kami memberikan penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi atas peran serta Carina Joe dalam membantu penanganan Covid-19 di Indonesia serta dunia dan sebagai salah satu bentuk apresiasi BPK PENABUR kepada salah seorang alumni yang memberikan dampak bagi
sesama,” ujar Adri Lazuardi, Ketua Umum Yayasan BPK Penabur dalam siaran persnya, Selasa (3/10).
Adri mengatakan BPK Penabur
sangat bangga atas prestasi luar biasa yang ditorehkan oleh Carina Joe. Menurut Adri, Carina Joe telah berjasa besar bagi dunia dengan menemukan
vaksin COVID-19 AstraZeneca yang telah menyelamatkan jutaan nyawa manusia.
Alumni SMAK 1 BPK Penabur Jakarta, lulusan 2005, yang merupakan Senior Postdoctoral Research Scientist di bidang Pengembangan Vaksin dengan fokus pada vaksin vektor virus di
University of Oxford.
Carina bekerja secara terus-menerus dalam proses manufaktur untuk vaksin Adenovirus-vectored serta memainkan peran kepemimpinan dalam beberapa proyek kolaboratif internasional dengan mitra industri.
Ia juga berkontribusi pada pengembangan fasilitas Bio Process and Analytical Development (BiPAD) yang didirikan untuk meningkatkan terjemahan temuan penelitian medis guna meningkatkan hasil pasien.
Carina Joe meraih gelar master dan Ph.D. di bidang Bioteknologi di Royal Melbourne Institute of Technology, Australia. Sebelum bergabung dengan Oxford University, ia pernah bekerja di Commonwealth Scientific and Industrial Research Organization (CSIRO).
Di Jenner Institute,
Carina menginvestigasi metode-metode yang lebih baik dalam manufaktur vaksin, termasuk vektor adenovirus. Ia dikenal sebagai salah satu pemilik paten vaksin COVID-19 AstraZeneca dalam manufaktur skala besar.
Dalam wawancara, Carina Joe menceritakan studi yang ia tempuh sepanjang perjalanan karier ilmiahnya. Setelah menyelesaikan pendidikan SMA dalam waktu dua tahun melalui program akselerasi di SMAK 1 BPK Penabur Jakarta, kemudian melanjutkan studi S1 di bidang Bioteknologi di Hongkong, Australia, dan bekerja di Oxford, Inggris.
Di Inggris, Carina Joe ditugaskan untuk menangani proyek pengembangan vaksin COVID-19 karena dianggap sebagai ahli di bidangnya. Memiliki pengalaman bekerja di industri selama tujuh tahun dan fokus pada pengembangan produk skala besar untuk standar manusia. Selama masa studi doktoralnya di Australia, ia mempelajari teknologi vaksin.
Carina menghadapi tantangan besar dalam mengembangkan vaksin, termasuk bekerja sendiri dan menghadapi deadline yang sangat ketat. Berkat karakter yang dibentuk selama masa pendidikan di SMAK 1, Carina Joe mampu menghadapi tantangan tersebut dengan disiplin,pantang menyerah, dan problem-solving.
Ia mengenang akan gurunya, Ibu Lili yang memperkenalkan kepadanya tentang bidang baru yang pada waktu itu masih jarang terdengar di sini tetapi di luar negeri sedang booming yaitu bioteknologi.
Carina Joe mengakui Ibu Lili sang guru yang tanpa disadarinya memberi
motivasi lewat presentasi biologi. “Ketika Carina Joe masih duduk di bangku SMA dan belajar biologi, dia adalah siswa yang sopan, rendah hati, rajin serta ulet,” tutur Ibu Lili.
Dalam wawancara, Carina Joe menceritakan studi yang ia tempuh sepanjang perjalanan karier ilmiahnya. Setelah menyelesaikan pendidikan SMA dalam waktu dua tahun melalui program akselerasi di SMAK 1 BPK Penabur Jakarta, kemudian melanjutkan studi S1 di bidang Bioteknologi di Hongkong, Australia, dan bekerja di Oxford, Inggris.
Di Inggris, Carina Joe ditugaskan untuk menangani proyek pengembangan vaksin COVID-19 karena dianggap sebagai ahli di bidangnya. Memiliki pengalaman bekerja di industri selama tujuh tahun dan fokus pada pengembangan produk skala besar untuk standar manusia.
Selama masa studi doktoralnya di Australia, ia mempelajari teknologi vaksin.
Carina menghadapi tantangan besar dalam mengembangkan vaksin, termasuk bekerja sendiri dan menghadapi deadline yang sangat ketat. Berkat karakter yang dibentuk selama masa pendidikan di SMAK 1, Carina Joe mampu menghadapi tantangan tersebut dengan disiplin, pantang menyerah, dan problem-solving.
Ia mengenang akan gurunya, Ibu Lili yang memperkenalkan kepadanya tentang bidang baru yang pada waktu itu masih jarang terdengar di sini tetapi di luar negeri sedang booming yaitu
bioteknologi.
Carina Joe mengakui Ibu Lili sang guru yang tanpa disadarinya memberi
motivasi lewat presentasi biologi. “Ketika Carina Joe masih duduk di bangku SMA dan belajar biologi, dia adalah siswa yang sopan, rendah hati, rajin serta ulet,” tutur Ibu Lili.
“Saya mengajarnya selama dua tahun, saat itu ia ada di kelas akselarasi SMAK 1 PenaburJakarta. Saya sangat bangga oleh prestasi besar yang telah dicapainya, tandas Ibu Lili. “Biarlah Carina Joe tetap menjadi pribadi yang rendah hati dan senantiasa bersyukur terhadap Tuhan
meskipun telah mendapat prestasi yang sangat membanggakan. Saya mendoakan ia semakin sukses dalam mencapai cita-citanyanya dan Tuhan senantiasa mengiringi setiap langkah Carina Joe,” kata Ibu Lili menutup percakapannya.
Carina Joe juga mengingatkan generasi muda untuk tidak mencari jalan pintas menuju sukses, tetapi membangun kesuksesan jangka panjang melalui ketekunan dan mengikuti panggilan
hati.
Karakter yang baik akan menghasilkan buah yang baik. Dan untuk menjadi seorang ilmuwan, sangatlah penting untuk memiliki rasa ingin membantu orang lain. Ia berharap nantinya siswa Penabur dapat menjadi berkat bagi bangsa negara dan dunia.
Kepada siswa Penabur di 15 kota Carina Joe berpesan, “Dengan memiliki karakter yang baik, disiplin, jujur, dan takut akan Tuhan merupakan inti dari segala sesuatu. Memiliki sikap takut akan Tuhan dan selalu berdoa akan membantu mencapai rencana yang lebih baik dalam
hidup. (bam)