“Terima kasih sama Bursa Efek Indonesia. Kita bekerja sama, kita mendapatkan dana atas bantuan dari seluruh korporasi yang ada di Bursa ini sampai Rp17,3 miliar, buat program yayasan,” jelasnya.
Program ini, kata Erick, sebagian besar untuk meregister atau mendaftarkan para eks pemain tim nasional yang tidak mampu itu untuk mendapatkan fasilitas seperti asuransi kesehatan dan memastikan para pemain nasional yang masih bermain dengan memberikan pelatihan bagaimana berinvestasi dengan baik.
Sementara itu, bagi pesepakbola nasional yakni Irfan Bachdim dan Ismed Sofyan, menyadari pentingnya memulai investasi sejak masih aktif bermain sepak bola.
“Menurut saya juga sangat penting terutama jika kamu sudah berkeluarga. Sekarang ini kita investasi (properti) rumah dan vila yang kita sewakan karena sudah punya anak kalau berhenti bola gaji tak masuk, kita harus cari peluang lain,” kata Irfan Bachdim.
“Profesi saya sangat riskan dari cedera. Risiko sangat tinggi. Cedera bisa patah, bisa acl, segala macam. Jadi saya pikir sebagai pesepak bola, berprestasi buat saya adalah saat punya lebih, setidaknya kita selain menabung juga bisa investasi mungkin kita beli properti segala macam, saya pikir itu bisa sangat mendukung untuk kita bisa pensiun,” kata Ismed Sofyan. (ahmad)