Riset dilakukan di Shanxi Reproductive Center antara September 2014 dan April 2015, dengan mengeksplorasi hubungan antara fungsi seksual pria dan paparan harian terhadap BPA. Metodenya melibatkan pria pasien yang mencari pengobatan infertilitas akibat masalah yang disebabkan oleh salah satu pasangan mereka. Data mengenai karakteristik umum, fungsi seksual, dan sampel darah vena puasa dikumpulkan.
Hasil penelitian kemudian menggambarkan hubungan yang kuat antara paparan BPA dengan disfungsi seksual, termasuk hasrat seksual yang rendah, kemampuan ereksi yang menurun, intensitas ejakulasi yang berkurang, dan ejakulasi dini.
Dari 353 partisipan, 45,0% di antaranya mengalami disfungsi seksual, dengan kurangnya hasrat seksual (47,3%) sebagai penyebab utama. BPA terdeteksi pada semua pasien dengan konsentrasi berkisar antara 0,38-21,93 ng/ml dan rata-rata sebesar 5,79 ng/ml.
Hasil temuan terbaru ini, mengukuhkan hasil riset sebelumnya yang dilakukan oleh para peneliti gabungan dari Amerika Serikat dan China pada 2010. Penelitian yang didukung dana hibah dari US National Institute of Occupational Safety and Health ini, difokuskan pada pekerja pabrik di China yang terpapar BPA di lingkungan kerja mereka.