IPOL.ID – Dalam menjalin silaturahmi antar kalangan para pengusaha Jaringan Pengusaha Nasional (Japnas) di seluruh Indonesia. Musyawarah Nasional Khusus (Munassus) Jaringan Pengusaha Nasional (Japnas) 2023 digelar di Anjani Room RA Suite Simatupang, Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (4/10).
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Republik Indonesia (RI), Budi Arie Setiadi turut hadir sebagai keynote speech dalam kegiatan tersebut. Menkominfo, Budi Arie mengatakan, dia memberikan semangat bahwa khususnya terkait kemajuan Indonesia di Tahun 2045 harus didorong bersama-sama oleh seluruh jaringan pengusaha Indonesia.
Sehingga dia pun menekankan ke depannya semuanya sudah harus beralih ke dunia digital. Semua harus dilakukan berjalan bersama-sama, semua harus serba digital saat ini.
Harapannya dari kegiatan Munassus Japnas 2023 ini, peran serta seluruh pengusaha sangat diperlukan. Sebab, majunya sebuah negara tidak mungkin tanpa adanya peran dari enterpreneur.
“Kita harus optimis Indonesia bisa menjadi negara maju (di 2045),” kata Budi Arie didampingi Ketua Umum Pengurus Pusat Jaringan Pengusaha Nasional (Japnas), Bayu Priawan Djokosoetono di lokasi.
Bayu menjelaskan, jadi Munassus 2023 kali ini fokus pada silaturahmi antar kalangan seluruh pengusaha Japnas di seluruh Indonesia. Saling berbagi (sharing) terhadap keluh kesah apa yang selama ini terjadi belakangan sebagai pelaku usaha, dapat mengutarakan apa masalahnya, sehingga dapat saling membantu.
“Khususnya untuk Munassus sebagai acara organisasi Japnas 2023 diperlukan untuk bisa merevisi AD/ART Japnas. Lebih penting saling berkolaborasi, sinergi lebih lanjut terhadap potensi bisnis ke depannya,” ujar Bayu.
Dia menerangkan, Japmas sendiri terdiri dari sekian banyak pelaku usaha tidak dibatasi sektor usahanya. Jadi tidak ada satu usaha sektor spesifik di Japnas, sekadar wadah, saling bertukar pikiran, saling menyampaikan peluang yang ada.
“Sehingga tugas organisasi bisa menjejaring potensi-potensi yang ada di seluruh Indonesia, agar bisa dikolaborasikan bersama, tidak ada spesifik industri. Jadi lebih saling bertukar pikiran”.
Terkait masalah yang dihadapi saat ini, lanjut Bayu, pada sisi peningkatan daya saing meningkat, dan hal ini bukan sesuatu yang mudah. Pengusaha harus bisa adaptif, faktor permodalan menjadi satu isu yang semakin susah.
Kemudian kenaikan suku bunga, uang semakin sulit dicari, pasar semakin berat.
“Selaku pelaku usaha musti pintar-pintar selain punya kreatifitas, inovasi, dan adaptif, juga harus bisa membuat prioritas dalam bisnis. Supaya sustainibilitas bisnis terjaga,” jelasnya.
Lebih jauh, dia katakan, pelaku usaha tidak memikirkan dirinya sendiri, tetapi memikirkan para pekerja, dalam mengumpulkan itu semua bisa ratusan ribu orang dari pelaku usaha.
Selanjutnya, menghadapi dinamika politik di 2024, Japnas tidak terafiliasi dengan kelompok politik manapun. Japnas tetap netral, fokus berjejaring menciptakan bisnis sebagai warga negara.
“Poin yang harus dibenahi dalam perekonomian, siapapun pemimpin bangsa nantinya diharapkan bisa fokus pada sektor riil, salah satu penunjang ekonomi bangsa. Dan fokus kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), tulang punggung,” tukas dia.
Di Japnas sendiri, sambung Bayu, fokus mengskill up para pengusaha yang sudah ada. Mengajarkan agar mereka semakin kompetitif, bisa bersaing dan inovatif. Japnas membuka peluang dan akses bagi pengusaha yang ada.
Harapannya, dengan berjejaring, mereka bisa meningkatkan usahanya masing-masing, dan berkontribusi positif untuk perekonomian bangsa.
“Jangankan menciptakan pengusaha, paling susah itu bertahan, orang menciptakan jadi pengusaha ibarat mengajarkan anak baru jalan, tak semudah itu, lebih baik apa yang sudah ada ya diperkuat”.
Salah satunya memberikan pelatihan, fokus pada bisnis matching dan ada badan otonom khusus melakukan pelatihan itu. Khusus untuk spesifik industri, bukan menjadi enterpreneur. Tetapi membenahi laporan keuangan, penyuluhan perpajakan, bisa lebih inovasi dan seterusnya.
Selain itu, Japnas juga memberikan akses permodalan, menciptakan provending kepada anggota dan untuk project tertentu. Ditawarkan kepada anggota yang mau bergabung atau tidak.
“Anggota Japnas juga disuluh, didorong agar bisa IPO. Saat ini ada sekitar 10 pelaku usaha untuk IPO, tapi terhambat karena tahun politik,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Dewan Pengawas Japnas, Anindya Novyan Bakrie menambahkan, di tengah dinamika politik saat ini, ada dua hal yang menurutnya harus Japnas lakukan yaitu tetap stay calm dan stay fokus.
“Karena saat kondisi seperti ini harus tetap semangat. Seperti diutarakan Ketum Japnas Bayu melihat berbagai macam permasalahan pada sektor, asosisasi, himpunan yang menyatakan kini memasuki zaman yang tidak mudah,” ungkap Anindya.
Ke depan, Japnas harus memikirkan untuk jangka panjang. Kenapa itu tidak mudah, karena sisi ekonomi global melambat, kedua, disrupsi dimana-mana, pasca Covid, pasca perang, masuk ke Indonesia memasuki tahun politik. Jadi para pengusaha besar dan kecil harus pandai mengatur, hati-hati berinvestasi.
“Carilah peluang berinovasi, penting sesama pengusaha berkolaborasi, sejarah 25 tahun ke depan Indonesia prospeknya sangat bagus, tapi juga harus memikirkan 1-2 tahun ke depan, harus ada daya tahan dan keluar daya saing,” tegas dia.
Namun demikian, meski juga harus diingat, pengusaha itu punya para karyawan, mitranya ada guru, pemerintah, dan lainnya.
“Pengusaha menjadi tombak, besar dan kecil sama saja. Jalan keluarnya para pengusaha harus lebih kuat lagi,” tutur Anindya.
Turut hadir dalam kegiatan Munassus tersebut, di antaranya Roni Hadinanta, Dewan Pengawas Japnas dan para wakil ketum Japnas, Kedutaan Uzbekistan serta para pengusaha di seluruh Indonesia. (Joesvicar Iqbal)