IPOL.ID – Kelompok Islamis Palestina, Hamas, melancarkan serangan terbesar ke Israel pada Sabtu (7/10) yang menewaskan lebih dari 20 orang.
Serangan mendadak yang menggabungkan orang-orang bersenjata yang masuk ke kota-kota Israel dengan rentetan roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pun bersumpah untuk melakukan pembalasan.
“Musuh kita akan membayar harga yang belum pernah mereka ketahui,” katanya diberitakan Reuters.
“Kami sedang berperang dan kami akan memenangkannya.”
Sedikitnya 22 warga Israel tewas dalam serangan tersebut dan lebih dari 250 lainnya terluka, kata layanan ambulans Israel, tetapi menambahkan bahwa jumlah korban diperkirakan akan meningkat.
Militer Israel mengatakan telah melancarkan serangan udara ke Gaza, di mana para saksi mata melaporkan mendengar ledakan-ledakan besar, dengan sedikitnya dua orang tewas.
Serangan tersebut menandai penyusupan yang belum pernah terjadi sebelumnya oleh sejumlah pria bersenjata Hamas ke Israel dari Gaza, dan merupakan salah satu eskalasi paling serius dalam konflik Israel-Palestina dalam beberapa tahun terakhir.
Penyiar Israel, Reshet 13 TV News, mengatakan bahwa para militan menyandera warga Israel di kota Ofakim, dan bahwa lima militan Palestina telah terbunuh di kota Sderot dan rumah-rumah dibakar.
Media Israel melaporkan adanya baku tembak antara kelompok pejuang Palestina dan pasukan keamanan di beberapa kota di Israel selatan.
Kepala polisi Israel mengatakan bahwa ada “21 adegan aktif” di Israel selatan, yang mengindikasikan luasnya serangan.
Di Gaza, orang-orang bergegas membeli persediaan untuk mengantisipasi hari-hari konflik yang akan datang. Beberapa orang mengungsi dari rumah mereka dan menuju ke tempat penampungan.
Komandan militer Hamas, Mohammad Deif, mengumumkan dimulainya operasi tersebut dalam sebuah siaran di media Hamas, dan menyerukan kepada warga Palestina di mana saja untuk bertempur.
“Ini adalah hari pertempuran terbesar untuk mengakhiri penjajahan terakhir di muka bumi,” katanya, seraya menambahkan bahwa 5 ribu roket telah diluncurkan.
Gejolak besar terakhir antara Israel dan Hamas adalah perang selama 10 hari pada tahun 2021.
Menteri Pertahanan Israel Gallant mengatakan pasukan bertempur melawan musuh di setiap lokasi dan mengizinkan pemanggilan pasukan cadangan.
Militer Israel mengatakan pasukannya beroperasi di dalam Gaza tetapi tidak memberikan rincian.
Media Israel melaporkan bahwa orang-orang bersenjata telah menembaki orang-orang yang lewat di Kota Sderot, dan rekaman yang beredar di media sosial menunjukkan bentrokan di jalan-jalan kota serta orang-orang bersenjata dengan mobil jip yang berkeliaran di pedesaan.
“Kami diberitahu bahwa ada teroris di dalam kibbutz, kami bisa mendengar suara tembakan,” kata seorang wanita muda bernama Dvir, dari Beeri Kibbutz, kepada Radio Angkatan Darat Israel dari tempat perlindungan bom.
Eskalasi ini terjadi di tengah meningkatnya kekerasan antara Israel dan militan Palestina di Tepi Barat, yang bersama dengan Jalur Gaza merupakan bagian dari wilayah di mana Palestina telah lama berusaha untuk mendirikan sebuah negara.
Hal ini juga terjadi pada saat pergolakan politik di Israel, yang telah dilanda perpecahan yang mendalam atas langkah untuk merombak peradilan, dan ketika Washington bekerja untuk mencapai kesepakatan yang akan menormalkan hubungan antara Israel dan Arab Saudi.
Kelompok Hizbullah Lebanon yang didukung Iran mengatakan bahwa operasi tersebut merupakan respon yang menentukan terhadap pendudukan Israel yang terus berlanjut dan sebuah pesan bagi mereka yang menginginkan normalisasi dengan Israel.
Media Hamas menampilkan video-video yang menunjukkan apa yang dikatakannya sebagai mayat-mayat tentara Israel yang dibawa masuk ke Gaza oleh para pejuang, dan orang-orang bersenjata Palestina yang berada di dalam rumah-rumah warga Israel dan berkeliling di sebuah kota di Israel dengan menggunakan jip-jip yang kabarnya dibawa masuk ke Israel oleh para penyerang.
Reuters tidak dapat segera memverifikasi rekaman tersebut.
Media Palestina juga melaporkan bahwa sejumlah warga Israel telah ditawan oleh para pejuang dan media Hamas mengedarkan rekaman video yang tampaknya menunjukkan sebuah tank Israel yang hancur.
Militer Israel mengetahui adanya laporan mengenai tawanan, kata seorang sumber keamanan, namun tidak memberikan rincian lebih lanjut. Dalam sebuah konferensi pers, juru bicara militer Israel menolak berkomentar.
Di Gaza, gemuruh peluncuran roket terdengar dan penduduk melaporkan bentrokan bersenjata di sepanjang pagar pemisah dengan Israel, di dekat kota selatan Khan Younis, dan mengatakan bahwa mereka telah melihat pergerakan signifikan dari para pejuang bersenjata.
Layanan ambulans Israel mengatakan bahwa tim-tim telah dikirim ke daerah-daerah di Israel selatan dekat Gaza dan penduduk diperingatkan untuk tetap tinggal di dalam rumah.
Kelompok Jihad Islam Palestina mengatakan bahwa para pejuangnya bergabung dengan Hamas dalam serangan tersebut.
“Kami adalah bagian dari pertempuran ini, para pejuang kami berdampingan dengan saudara-saudara mereka di Brigade Qassam hingga kemenangan tercapai,” kata juru bicara sayap bersenjata Jihad Islam, Abu Hamza, dalam sebuah unggahan di Telegram.
Warga Palestina di Gaza menyatakan ketidakpercayaan mereka atas infiltrasi ke Israel.
“Ini seperti mimpi. Saya masih tidak bisa mempercayainya,” kata seorang pemilik toko di Gaza.
Serangan tersebut terjadi sehari setelah Israel memperingati 50 tahun perang tahun 1973 yang membawa negara tersebut ke ambang kekalahan besar dalam serangan mendadak oleh Suriah dan Mesir. (far)