Marcus mengatakan sistem kecerdasan buatan yang dikembangkannya menganalisis video lebih dari 200 operasi tumor kelenjar pituitari, sehingga bisa menyerap pengetahuan yang biasanya diperoleh dengan bekerja selama 10 tahun dalam waktu singkat.
Pengetahuan tersebut memungkinkan sistem itu tidak hanya dapat membantu menavigasi ke area otak yang benar, namun juga mengetahui apa yang seharusnya terjadi pada setiap tahap prosedur, sehingga menjadikannya alat bantu pelatihan yang berharga.
“Jadi, apa yang sebenarnya kami coba lakukan adalah menerapkan teknologi kecerdasan buatan untuk mendukung ahli bedah dalam menjalankan operasi. Teknologi kecerdasan buatan ini sangat baik dalam mengenali berbagai hal, dan mampu mendukung ahli bedah yang mungkin kurang berpengalaman dalam memberi saran kepada mereka tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya,” imbuhnya.
Khan, yang juga terlibat dalam pengembangan perangkat lunak yang kini membantunya belajar, mengatakan sistem kecerdasan buatan ini telah menjadi alat yang berharga dalam pelatihannya.