Fatih menuturkan, pihaknya masih menunggu iktikad baik karena sejak awal kejadian pada awal Tahun 2023 lalu hingga kini PT Bali Tower belum ada titik terang terkait penyelesaian masalah.
“Hingga saat ini tidak ada atensi apapun dari Bali Tower. Menemui Sultan Rifat saja tidak, apalagi bertanggung jawab atas musibah ini,” tegas Fatih.
Akibat luka jerat kabel fiber optik dialami Sultan, Mahasiswa Universitas Brawijaya tersebut kini harus menjalani operasi pengangkatan pita suara atau mengalami cacat permanen.
Pilihan operasi itu terpaksa diambil karena memprioritaskan fungsi makan Sultan yang sebelumnya hanya dapat mengkonsumsi makanan cair saja menjadi normal.
Kemudian pertimbangan penyembuhan yang relatif lebih cepat sehingga dapat beraktivitas kembali, aspek biaya relatif lebih murah, dan aspek psikologis Sultan yang ingin segera beraktivitas normal.
“Mereka (Bali Tower) terlalu ketakutan dinyatakan salah atau dinyatakan lalai, sehingga sibuk membuat pembelaan dan opini, dan mengabaikan faktor kemanusiaan,” tandas Fatih.