“Kapal-kapal selam ini masing-masing dikemudikan seorang siswa. Mereka sendiri yang membangun dan merancangnya untuk kemudian diikutkan dalam lomba balap. Kami datang ke Teluk Arinaga ini untuk pertama kalinya, mencoba balapan di laut,” jelasnya.
Eugenia Herrera, mahasiswa Universitas Hochschule Rhein-Waal yang berpartisipasi dalam uji coba ini, mengatakan, proyek kapal selam bertenaga pedal ini ditujukan untuk memicu inovasi kapal selam ramah lingkungan.
“Ini proyek jangka panjang, minimal sepuluh tahun. Saat ini, kami sedang menguji seberapa besar kelayakannya bersaing di laut terbuka dibandingkan dengan di dalam tangki air, yang merupakan hal yang biasa kami lakukan. Dalam lomba balap kapal selam, kami akan mengundang beberapa kelompok, minimal delapan kelompok, tidak harus dari perguruan tinggi, tapi bisa siapa saja yang hobi menyelam dan membuat kapal selam sendiri,” imbuhnya.
Saat ini yang dilakukan para mahasiswa Jerman itu adalah berlomba melawan kapal selam buatan sejumlah pengusaha Afrika Selatan. Mereka berharap tahun depan lomba balap internasional akan diselenggarakan di kawasan-kawasan konservasi laut yang penting untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya memelihara ekosistem laut.