Dikatakan Petrus Golose bahwa tidak ada satu negara pun di dunia yang bisa sendiri dalam perang melawan narkotika. Sehingga tapak-tapak sejarah perlawanan melawan narkotika, sekali lagi menekan peredaran gelap harus divisualisasikan.
“Terkumpul menjadi satu bagian sejarah sehingga semua elemen masyarakat merasa memiliki,” ujar dia.
Museum BNN ini memiliki berbagai macam konten di dalamnya, seperti audio visual lewat layar, foto dokumentasi dan artefak seperti manekin seragam Dit Dakjar, manekin anjing pelacak (K9), miniatur kapal sindikat dan kapal Bea Cukai.
Kemudian alat direction finder, laptop, finder case, alat cetak obat manual, mesin cetak tablet, bendera, baju, lonceng, hasil karya warga binaan, board game, kelengkapan alat laboratorium, sintetis jenis-jenis narkotika, hingga barang bukti pengungkapan kasus.
Konsep Museum anti Narkotika, sambungnya, smart museum, jadi bukan hanya artefak saja tetapi dokumentasi dari zaman dulu juga tersaji secara update.
Adanya Museum anti Narkotika pertama di Indonesia diharapkan bisa meningkatkan pemahaman masyarakat tentang bahaya narkoba.