IPOLID – Jaksa Agung ST Burhanuddin mengapresiasi operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap dua oknum pejabat Kejaksaan Negeri (Kejari) Bondowoso pada Rabu (15/11) kemarin.
Kedua oknum pejabat dimaksud adalah Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Bondowoso Puji Triasmoro dan Kepala Seksi Pidana Khusus (Kasipidsus) Kejaksaan Negeri Bondowoso Alexander Silaen.
Menurut Burhanuddin, pihaknya merasa terbantu oleh lembaga antirasuah mengingat penangkapan dua anggota anak buahnya itu merupakan momentum untuk bersih-bersih internal Kejaksaan.
Jaksa Agung pun memastikan kedua oknum Jaksa yang melakukan perbuatan tercela itu sudah tidak lagi dibutuhkan di Kejaksaan.
“Sehingga penindakan terhadap kedua oknum jaksa tersebut memang sudah sepantasnya dilakukan oleh KPK,” tegas Burhanuddin di Kejaksaan Agung, Jakarta, Kamis (16/11).
Dalam setiap kesempatan, Burhanuddin juga sering menyampaikan kepada masyarakat dan media apabila ditemukan oknum yang masih berbuat penyelewengan dan mencederai masyarakat akan ditindak secara tegas.
Tak terkecuali terhadap oknum yang bermain proyek dan perkara, Burhanuddin juga tidak segan-segan untuk memproses pidana.
“Sebagaimana yang kami lakukan kepada seorang oknum Kejari Buleleng yang saat ini dalam proses penahanan dan penyidikan oleh tim penyidik Jampidsus,” tegasnya.
“Tidak mungkin kami bertindak tegas dan keras terhadap pihak luar, bila di internal kami masih ada oknum yang melakukan tindakan yang mencoreng dan mencederai nama baik Institusi. Terhadap oknum tersebut, harus disikat habis karena tidak ada tempat lagi bagi mereka untuk bernaung di Institusi Kejaksaan,” ujar Burhanuddin.
Ia pun kembali menegaskan bahwa Kejaksaan RI membutuhkan Jaksa-Jaksa yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga memiliki integritas.
“Ke depan akan berjalan seleksi alam apabila secara konsisten Kejaksaan melakukan pembenahan.
Dengan demikian, Insan Adhyaksa terbaik yang berdedikasi, berintegritas dan memiliki komitmen yang akan bertahan di lingkungan Kejaksaan,” imbunnya.
“Saya tidak membutuhkan Jaksa yang pintar tetapi tidak bermoral. Saya juga tidak butuh Jaksa yang cerdas tapi tidak berintegritas, yang saya butuhkan adalah Jaksa-Jaksa yang pintar dan berintegritas,” tambah Burhanuddin.(Yudha Krastawan)