“Kegiatan riset itu tidak hanya melingkupi peningkatan kualitas tanah, tetapi juga mengubah pandangan terhadap lahan gambut sebagai sumber daya yang kurang produktif,” kata periset hortikultura dan perkebunan BRIN Araz Meilin dalam keterangan di Jakarta, Senin.
BRIN telah melakukan riset abu terbang untuk lahan kering dataran tinggi sejak 2019, sedangkan riset pemanfaatan abu terbang pada lahan gambut dilakukan pada 2023.
Ia mengatakan abu terbang sebagai bahan amelioran anorganik berpeluang digunakan, baik di dataran tinggi maupun lahan gambut.
Abu terbang yang dipakai pada lahan gambut bisa dijadikan sebagai penyubstitusi pupuk kandang karena mengandung silika yang tinggi sekitar 40-60 persen.
Silika dapat berfungsi meningkatkan ketersediaan fosfor dalam tanah sekaligus meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit. Abu terbang juga memiliki kandungan hara yang lengkap, kecuali hara nitrogen dan karbon.