Sementara itu, Kepala BKSDA Kalimantan Timur, M. Ari Wibawanto, menyampaikan bahwa upaya pengambilan sel telur badak Pahu dilakukan untuk mempertahankan kelestarian badak sumatera yang berada di Kalimantan, khususnya Kalimantan Timur. “Kita mengejar waktu, karena dalam kurun waktu 24 jam sel telur (oocyte) badak Pahu harus dapat diterima di Laboratorium IPB University dari sanctuary badak kami di Kelian Kutai Barat, Kaltim,” ujarnya.
Proses fertilisasi in-vitro sel telur menggunakan teknik Intra Cytoplasmic Sperm Injection (ICSI) sepenuhnya akan dilakukan oleh Tim ART Badak SKHB IPB University atas penugasan dari KLHK. “Selain pengambilan sel telur, badak Pahu kami pun mengkoleksi sampel material biologi dan genetik lainnya dari Pahu, seperti fibroblas (jaringan kulit) dan darah, yang akan kami proses di laboratorium ART dan Biobank kami di Bogor, Jawa Barat,” ujar dokter hewan Muhammad Agil, selaku ketua tim ART IPB University.
“Jika proses pembuatan embrio badak Pahu ini dapat berjalan dengan baik dan lancar, kami akan titipkan embrio tersebut ke rahim salah satu badak betina yang berada di Sumatera sebagai induk titip atau induk pengganti (surrogate mother),” tambah Muhammad Agil dikutip dalam siaran pers resmi KLHK.