Dari segi kualitas, Trimur mengakui bahwa kemampuan pemain-pemain era sekarang tak jauh berbeda dengan di eranya. Hanya saja, aspek yang masih butuh ditingkatkan lagi ialah mentalitas.
“Kalau dibandingkan dengan era saya, sepak bola zaman dahulu sangat identik dengan perjuangan. Sedangkan era sekarang mungkin aspek ini masih kurang terasah,” ujar lelaki yang kini menetap di Salatiga itu.
“Itu yang membuat pemain-pemain punya mentalitas yang tangguh. Jadi, adik-adik pemain sekarang memang harus diasah lagi mentalnya. Bedanya cuma itu. Sebab, dari aspek skill dan kualitas hampir sama sebetulnya,” tambahnya.
Ayah dari pemain Madura United, Kartika Vedhayanto, ini juga mengusulkan kepada PSSI agar tetap mempertahankan Timnas Indonesia U-17 menjadi satu tim yang sama. Tim ini bisa dikirim ke luar negeri sama seperti program PSSI Primavera dan Baretti di era 1990-an.
“Saya juga berharap PSSI bisa menyatukan para pemain Timnas Indonesia U-17 ini menjadi satu tim. Pemain-pemain yang terbaik bisa juga dititipkan ke klub-klub. Selain itu, pelatihnya juga bisa tetap mendamping, setidaknya hingga level U-20,” katanya.