“Rencana kami akan menggelar di bulan September. Untuk lokasinya dipilih Jakarta karena dianggap strategis. Semoga Menpora bisa mendukung,” ujar Alwin.
Disampaikan, atlet-atlet tunarungu Indonesia terbilang memiliki prestasi di ajang ini. Dalam SEA Deaf Games edisi perdana di Malaysia 2024 silam saja para atlet Indonesia yang terbanyak menjadi juara di cabang olahraga (cabor) bulu tangkis. Karenanya dia berharap prestasi para atlet ini bisa diangkat ke permukaan.
Sementara itu Presiden ADSF Kamarzaman Harun mengungkapkan, SEA Deaf Games digelar dengan mengaplikasikan fasilitas-fasilitas khusus untuk memudahkan para atlet tunarungu. Penyelenggaraan perdana di Malaysia diikuti tujuh negara dan mempertandingkan empat cabor meliputi atletik, bulu tangkis, futsal, dan boling.
“Kalau mau menambahkan cabang olahraga juga bisa, tergantung kesepakatan bersama. Dari kami terserah mau berapa cabang olahraganya, yang penting bisa dilaporkan ke kami,” terang Kamarzaman.
Menpora Dito menyambut baik rencana penyelenggaraan SEA Deaf Games di Indonesia. Pada dasarnya Kemenpora memberikan dukungan apalagi ajang ini menjadi wadah para atlet tunarungu untuk berprestasi.