IPOL.ID – Israel telah menghimpun utang hingga USD7,8 miliar atau Rp121 triliun untuk membiayai serangan mereka ke Gaza.
“Israel telah mengumpulkan sekitar 30 miliar shekel (USD7,8 miliar) dalam bentuk utang sejak dimulainya perang dengan militan Hamas,” kata Kementerian Keuangan Israel, dikutip dari Reuters pada Jumat (17/11).
Sedikit lebih dari setengahnya atau 16 miliar shekel -adalah utang dalam mata uang dolar yang diperoleh dari penerbitan di pasar-pasar internasional.
Kementerian Keuangan Israel pada Senin (13/11) mengumpulkan 3,7 miliar shekel lagi di pasar lokal dalam lelang obligasi mingguan.
“Kemampuan pembiayaan Negara Israel memungkinkan pemerintah untuk membiayai semua kebutuhannya secara penuh dan optimal,” kata divisi akuntan jenderal kementerian tersebut.
Perang yang dimulai pada 7 Oktober ketika orang-orang bersenjata Hamas merajalela di kota-kota Israel telah secara tajam meningkatkan pengeluaran Israel untuk mendanai militer dan juga untuk memberikan kompensasi kepada bisnis-bisnis di dekat perbatasan serta keluarga korban dan sandera yang diambil oleh Hamas. Pada saat yang sama, pendapatan pajak melambat.
Akibatnya, Israel mencatat defisit anggaran sebesar 22,9 miliar shekel di bulan Oktober, sebuah lompatan dari 4,6 miliar di bulan September dan meningkatkan defisit selama 12 bulan sebelumnya menjadi 2,6 persen.
Kementerian tersebut mengatakan bahwa mereka akan terus beroperasi di semua jalur untuk membiayai kegiatan-kegiatan pemerintah, termasuk semua kebutuhan yang muncul dari perang dan bantuan ekonomi dan sipil di garis depan.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah bersumpah untuk membuka keran untuk membantu mereka yang terkena dampak perang, yang menurut para ekonom akan meningkatkan defisit dan rasio utang terhadap PDB secara tajam hingga tahun 2024.
Namun Gubernur Bank of Israel, Amir Yaron, mengatakan bahwa pemerintah perlu menyeimbangkan mendukung perekonomian dan mempertahankan posisi fiskal yang sehat.
Lembaga-lembaga pemeringkat kredit telah memperingatkan bahwa mereka dapat memangkas peringkat Israel jika metrik-metrik utang memburuk.
Akuntan jenderal ini membantah sebuah laporan media Israel bahwa negara ini akan mengajukan pinjaman dari Bank of Israel untuk pertama kalinya sejak tahun 1986. (far)