Eko Susilo menilai, industri AMDK merupakan industri yang unik, di mana tercatat ada 1.200 produsen AMDK, 2.100 merek air kemasan serta 7.000 izin edar. Volume produksi AMDK telah mencapai 35 miliar liter (2021) dengan nilai pasar mencapai lebih dari Rp40 triliun/tahun.
Industri AMDK mengalami pertumbuhan yang relatif stabil setiap tahunnya, dengan besaran pertumbuhan paling sedikit 5% per tahun. Asparminas meyakini industri AMDK masih punya peluang untuk tumbuh lebih besar lagi mengingat potensi yang ada.
“Estimasi kami industri AMDK secara keseluruhan (baik kemasan gelas, botol maupun galon) akan bertumbuh minimal 5%,” tuturnya.
Sampai kuartal ketiga tahun ini, lanjut Eko Susilo, penjualan galon bening dari plastik bebas BPA jenis Polyethylene Terephthalate (PET) mengalami kenaikan signifikan, tumbuh dua digit, sebaliknya penjualan galon PC dari market leader relatif stagnan.
“Bila BPOM mengencangkan sosialisasi bahaya senyawa kimia BPA pada kemasan galon PC dan masyarakat kian tersadarkan, tentunya potensi pertumbuhannya akan lebih besar lagi. Terlebih bila pemerintah nanti resmi mengeluarkan peraturan pelabelan risiko BPA,” ujar Eko Susilo.