Selain itu, PTFI juga akan menyediakan makanan bagi petugas kesehatan dan pasien, bantuan akomodasi sementara bagi petugas kesehatan, dan jalur komunikasi gawat darurat. PTFI juga melibatkan RS PTFI Tembagapura untuk in-house training, rujukan pasien, dan pengawalan ambulans pasien rujukan ke RSUD Timika. Ini termasuk pengelolaan limbah medis, pemberian dan pemeliharaan kebersihan peralatan, serta melakukan penilaian dan penguatan stabilitas lereng pada lahan di sekitar rumah sakit.
RS Waa Banti awal berdiri pada tahun 2002 dan berkapasitas 72 tempat tidur dengan pendanaan dari LPMAK (sekarang YPMAK) dan menggunakan ISOS sebagai pengelola rumah sakit. Selain menghibahkan lahan sebagai lokasi pembangunan RS Waa Banti, YPMAK juga telah memberikan pendanaan sebesar Rp3,8 miliar untuk pengadaan meubelair.
RS Waa Banti telah mengalami dua kali situasi keamanan. Pada tahun 2017, fasilitas ini dibakar dan dirusak oleh kelompok tidak dikenal, mengakibatkan ratusan orang dievakuasi ke Timika. Pada tahun 2019, evakuasi penduduk Banti harus dilakukan kembali karena kondisi keamanan. Pada tahun 2021, proses pemulihan Banti dilakukan. PTFI membantu proses pemulihan listrik dan pengadaan air bersih.