“Oleh karena itu ditransfernya ke puskesmas setempat,” kata Munjirin, Minggu (31/12).
Prosesnya sendiri, lanjut Munjirin, diawasi secara berjenjang, dimonitor mulai dari lurah, camat hingga akhirnya kepada dirinya (wali kota).
“Nah ini dimonitor langsung oleh lurah masing-masing. Saya wajibkan Bapak asuhnya itu minimal sekali berkunjung, sekali minimal,” ujarnya.
Menurutnya, yang sudah menjadi Bapak asuh itu minimal 1 hari bisa berkunjung, menengok, biar tahu kondisi anak asuhnya. Karena dengan kunjungan dilakukan itu, ada yang mungkin menemukan sarana prasarana warga masyarakat perlu di bangun di lokasi.
“Seperti membuat WC komunal. Ini sudah berlangsung,” ungkap Munjirin.
Di luar itu, sambung dia, pihaknya juga telah banyak bekerja sama dengan CSR, salah satunya Lions Club. Sehingga penanganan stunting di Jakarta Selatan tidak hanya perorangan melainkan keroyokan.
“Hal itu dilakukan dalam mempercepat penanganan stunting, yang berkolaborasi terus agar menggugah CSR lain dapat berkontribusi, pribadi pejabat memberi contoh,” ucap Munjirin.