IPOL.ID – Paus Fransiskus pada Minggu (17/12) kembali menuduh Israel menggunakan taktik “terorisme” di Gaza, dan mengecam pembunuhan yang dilaporkan oleh militer Israel terhadap dua wanita Kristen yang berlindung di sebuah kompleks gereja.
Dalam pemberkatan mingguannya, Paus Fransiskus merujuk pada sebuah pernyataan tentang sebuah insiden pada hari Sabtu (16/12) oleh Patriarkat Latin Yerusalem, otoritas Katolik di Tanah Suci.
Patriarkat mengatakan seorang penembak jitu Pasukan Pertahanan Israel (IDF) membunuh kedua wanita itu, yang oleh paus disebut sebagai Nahida Khalil Anton dan putrinya Samar, ketika mereka berjalan menuju biara biarawati di kompleks Paroki Keluarga Kudus.
Pernyataan Patriarkat mengatakan tujuh orang lainnya ditembak dan terluka saat mereka mencoba melindungi orang lain.
“Saya terus menerima berita yang sangat menyedihkan dan menyakitkan dari Gaza,” kata Fransiskus dilansir Reuters, Senin (18/12).
“Warga sipil tak bersenjata menjadi sasaran pengeboman dan penembakan. Dan ini terjadi bahkan di dalam kompleks paroki Keluarga Kudus, di mana tidak ada teroris, tetapi ada keluarga, anak-anak, orang yang sakit atau cacat, para biarawati.”
Fransiskus mengatakan bahwa mereka dibunuh oleh “penembak jitu” dan juga merujuk pada pernyataan Patriarkat bahwa sebuah biara biarawati ordo yang didirikan oleh Bunda Teresa telah dirusak oleh tembakan tank Israel.
“Beberapa orang akan mengatakan ‘Ini adalah perang. Ini adalah terorisme. Ya, itu adalah perang. Ini adalah terorisme,” katanya.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan bahwa insiden itu masih dalam peninjauan dan tidak berkomentar langsung tentang kata-kata paus.
Pernyataan Paus pada Minggu menandai kedua kalinya dalam waktu kurang dari sebulan ia menggunakan kata “terorisme” saat berbicara tentang peristiwa di Gaza.
Pada 22 November, setelah bertemu secara terpisah dengan keluarga Israel dari sandera yang ditahan oleh Hamas dan dengan warga Palestina yang memiliki keluarga di Gaza, ia mengatakan: “Inilah yang terjadi dalam perang. Tapi di sini kita telah melampaui perang. Ini bukan perang. Ini adalah terorisme.”
Kemudian pada hari itu, terjadi perselisihan soal apakah Paus menggunakan kata “genosida” untuk menggambarkan peristiwa di Gaza, dengan orang-orang Palestina yang bertemu dengannya bersikeras bahwa dia menggunakan kata tersebut dan Vatikan mengatakan bahwa dia tidak menggunakannya.
Kelompok-kelompok Yahudi mengkritik Paus atas komentar “terorisme” bulan lalu.
Israel meningkatkan pembomannya di Gaza semalam dan sampai hari Minggu, menewaskan sedikitnya 40 orang, kata warga Palestina, setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk mendapatkan pembebasan sandera adalah dengan tekanan militer yang kuat terhadap Hamas. (far)