IPOL.ID – Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir dan Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo melakukan penandatanganan MoU memperkuat kolaborasi menciptakan iklim sepak bola yang lebih baik.
Erick menyatakan, pihaknya bersama Polri sepakat menciptakan kualitas sepak bola Indonesia yang lebih baik lagi, sebagaimana arahan Presiden Jokowi.
“Cita-cita besar anak bangsa untuk memiliki sepak bola yang bersih dan berprestasi sudah dilakukan terus-menerus ketika kemarin Pak Jokowi selaku pemerintah dan Presiden FIFA sepakat, bahkan Presiden FIFA meyakini sepak bola Indonesia bisa lebih baik lagi,” kata Erick dikutip Kamis (14/12).
Erick bilang, Kapolri dan dirinya memiliki komitmen yang sama, tidak hanya pengamanan, tetapi juga menciptakan iklim sepak bola yang bersih dari pengaturan skor, perlindungan kepada suporter, bahkan mencetak atlet berprestasi.
Bahkan, Kapolri menginisiasi adanya satgas independen yang akan melakukan pengawasan.
“Tidak sampai di situ, saya dan pak Kapolri bersepakat perlu adanya satgas independen,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua Tim Satgas Independen Maruar Sirait menuturkan, dirinya mangakui Indonesia memiliki masa keemasan di bidang sepak bola karena Presiden Jokowi mempunyai perhatian serius.
Ketua PSSI yang mengembalikan kepercayaan publik, dan Kapolri yang bekerja sebagaimana komitmennya memberantas hal buruk di sepakbola.
Dia mengakui, pemberantasan pengaturan skor di sepak bola Indonesia tidaklah mudah. Namun, Ketua Tim Satgas Independen percaya Polri akan menyeret seluruh pihak hingga ke meja hijau.
Sebab, dia menyebut laporan dugaan mafia skor dalam pesepakbolaan Indonesia telah banyak diadukan kepada Satgas Independen.
“Kami percaya, di bawah Pak Kapolri Jenderal Sigit, pasti akan diproses, tidak ada yang diproses dengan benar, selama ada fakta dan bukti,” kata Ketua Tim Satgas Independen.
Terkait dengan Satgas Independen ini sendiri, anggota tim satgas, Najwa Shihab, menyampaikan pihaknya bertugas menerima, menampung, mengelola, dan melakukan investigasi dugaan pengaturan skor.
Setelah itu, tim akan berkoordinasi dengan Satgas Antimafia Bola Polri untuk tindak lanjut proses hukum.
Najwa mengaku, saat pertemuan pemerintah dengan FIFA, dirinya sempat melakukan perbincangan bagaimana pemberantasan pangaturan skor bisa dilakukan.
Pengaturan skor sendiri terjadi karena adanya uang untuk melakukan tindak kriminal dalam sebuah pertandingan.
“Salah satu terapi yang paling pas adalah memang kerja sama dengan aparat penegak hukum,” katanya.
Dia pun mengapresiasi koordinasi, inisiasi, dan segala upaya di bawah kepemimpinan Kapolri Sigit mengenai hal itu.
Najwa juga menegaskan, dukungan dan partisipasi masyarakat untuk menjaga integritas sepak bola di Indonesia sangat penting dilakukan.
Sementara itu Kapolri menyatakan, iklim sepak bola yang baik memang harus diwujudkan demi mencetak atlet-atlet berprestasi dan pertandingan yang fair.
Sigit memastikan, komitmen Polri untuk membantu mewujudkan sepak bola yang berkualitas dalam setiap ajang nasional maupun internasional akan terus dilakukan.
“Tentunya untuk menciptakan kompetisi yang fair, maka kita sepakat untuk melakukan kerja sama di bidang penegakan hukum dengan Satgas Mafia Bola Polri dan Satgas Mafia Bola Independen ini dalam rangka bagaiman betul-betul iklim sepak bola ke depan betul-betul bisa lebih baik,” ujar dia.
Salah satu pembuktian dari komitmen itu sendiri, Satgas Anti Mafia Bola telah mengungkap beberapa kasus pengaturan skor.
Sebelumnya, telah dilakukan penangkapan kepada delapan orang tersangka, di mana salah satunya sosok yang terkenal tidak pernah tersentuh hukum.
Kasatgas Anti Mafia Bola Polri Irjen Pol Asep Adi Suheri kemudian membeberkan penangkapan empat tersangka pembuat situs judi online berpenghasilan Rp481 miliar.
Bahkan, uang itu juga digunakan untuk membiayai salah satu klub bola yang masih diselidiki hingga saat ini.
“Perlu kami sampaikan, penanganan match fixing sudah ada 4 wasit yang sudah kita tetapkan tersangka dan juga ada satu penyumbang dana atas nama VW,” katanya. (far)