Rantai umpan balik yang bekerja cepat mengumpankan masukan dari pelanggan ke dalam algoritma personalisasi juga akan membantu pemasar menyesuaikan strategi mereka.
Brand akan beralih menggunakan pendekatan pengalaman pelanggan individu
Konvergensi perdagangan elektronik (e-commerce) dengan pengalaman pelanggan akan menjadi penentu arah dalam mengelola interaksi konsumen dengan peritel. Saat ini, paradigma ritel telah berubah dari pendekatan berbasis transaksi menjadi upaya menciptakan pengalaman penuh kesan yang dapat memenuhi setiap ekspektasi konsumen yang terus berubah.
Lebih lanjut, di tahun 2024 kita akan melihat bahwa batasan antara kebiasaan belanja daring dan luring semakin kabur. Dalam hal ini, brand-brand akan fokus menciptakan pengalaman belanja yang menyenangkan dan bebas masalah di seluruh platform perdagangan yang tersedia.
Tak akan ada bedanya bagi konsumen jika mereka memilih berbelanja melalui situs web, aplikasi seluler, atau di toko fisik, sebab brand akan memastikan bahwa konsumen dapat beralih dengan mudah antar platform tersebut. Untuk mewujudkan hal tersebut, brand akan mengandalkan teknologi realitas tertambah (augmented reality atau AR) dan realitas virtual (VR) untuk menciptakan pengalaman imersif dan interaktif agar konsumen dapat mencoba produk terlebih dahulu secara virtual sebelum membeli.