IPOL.ID – Satgas Anti Mafia Bola Polri menahan tiga tersangka kasus pengaturan skor atau match fixing pada pertandingan Liga 2 tahun 2018. Ketiga tersangka yakni VW, JRN, dan KM.
Penahanan dilakukan setelah penyidik melakukan pemeriksaan selama tiga jam terhadap ketiga tersangka. VW diperiksa sebanyak delapan pertanyaan, JRN delapan pertanyaan, dan KM enam pertanyaan.
“Keberadaan HS diduga diketahui VW,” kata Karo Penmas Divhumas Polri Brigjen Pol Ahmad Ramadhan, Rabu (20/12).
HS merupakan satu-satunya tersangka yang masih buron dalam kasus ini. HS diduga sebagai otak dari pengaturan skor sepak bola yang melibatkan sejumlah klub Liga 3.
Ramadhan menambahkan, penyidik memutuskan melakukan penahanan terhadap ketiga tersangka karena melihat adanya potensi kejadian serupa.
Dia berharap, terbongkarnya kasus ini menjadi efek jera bagi masyarakat agar tidak terlibat dalam pengaturan skor sepak bola.
“Satgas Anti Mafia Bola terus berkomitmen untuk mewujudkan sepak bola Indonesia yang maju,” tegas Ramadhan.
Soal kesehatan VW, Ramadhan mengatakan yang bersangkutan dinyatakan sehat setelah menjalani pemeriksaan dokter.
Sedangkan untuk situs bola yang digunakan untuk mengatur skor, penyidik masih melakukan pendalaman.
Ramadhan mengatakan, keuntungan yang diperoleh VW dari pengaturan skor adalah keuntungan finansial. Keuntungan tersebut berasal dari pemberian selisih dari keuntungan pengaturan skor tersebut.
“Beberapa waktu lalu kami mendapatkan informasi bahwa VW masih terlibat tindak pidana,” sebut dia.
“Oleh karena itu, penyidik memutuskan untuk melakukan penahanan untuk pendalaman tersebut,” katanya.
Sementara itu, menurut Wadirtipidsiber Bareskrim Polri Kombes Dani Kustoni, tiga orang tersangka telah diperiksa selama tiga jam.
“Pada hari ini penyidik telah melakukan pemeriksaan lanjutan kepada tiga orang tersangka, yaitu VW, DLN, dan KM. Dalam rangka pengembangan fakta-fakta hukum match fixing, para tersangka diperiksa 3 jam,” katanya.
VW diberi delapan pertanyaan, sementara DN dan KM masing-masing enam pertanyaan. Pemeriksaan berkaitan dengan pendalaman kerja sama di antara ketiga tersangka dan yang lainnya.
“Adapun substansi pemeriksaan para tersangka pendalaman kerja sama antara ketiganya, bersama JAS, yang saat ini masuk DPO. Kemudian menggali informasi terbaru keterlibatan VW praktik match fixing,” terangnya. (far)