Sejak masih aktif menjadi prajurit, lalu menjadi perwira tinggi, Prabowo adalah orang yang sangat mempedulikan nasib para prajurit TNI. Dia bahkan tak segan mengeluarkan uang pribadi untuk memenuhi kebutuhan anak buahnya, mulai dari soal perumahan, pendidikan anak-anaknya, bahkan hingga menyekolahkan para perwira ke luar negeri. Saat anggaran negara tidak mencukupi, dulu dia tak segan mengeluarkan uang dari kantongnya sendiri untuk para prajurit.
Jadi, jangan karena ambisi pada kekuasaan, Anies menghalalkan segala cara, sampai mem-framing Prabowo sebagai sosok yang seolah telah menjahati prajurit TNI karena perusahaannya mengelola tanah HGU. Itu pernyataan menghasut namanya.
Debat Pilpres bukanlah lomba debat sekolahan, seharusnya bicara substansi persoalan strategis. Prabowo sudah tepat, dalam diplomasi pertahanan, diplomasi luar negeri dan pengaruh kita dalam peta geopolitik, sangat tergantung pada kekuatan kita secara domestik, secara ekonomi dan kekuatan militer secara keseluruhan.
Menyaksikan debat capres mengenai isu pertahanan kemarin, saya jadi teringat kata-kata Lao Tse, “Dia yang tahu tidak berbicara, sementara dia yang berbicara tidak tahu.” Kata orang bijak, emas tak perlu lagi mempromosikan dirinya. Dan sepandai-pandainya loyang mengilapkan diri, ia tak akan jadi emas.