“Sebenarnya antusias teman-teman Pertuni Jakarta Timur mengikuti Pemilu 2024 ini sangat tinggi. Tapi belum dijangkau oleh KPU, belum ada simulasi pencoblosan,” bebernya.
Selain belum adanya simulasi pencoblosan, Muliawan mengaku khawatir karena pada Pemilu 2024 ini banyak tunanetra pemilih pemula atau belum berpengalaman mencoblos.
Artinya banyak anggota Pertuni Jakarta Timur yang belum memiliki gambaran bagaimana cara mereka menggunakan hak pilihnya di masing-masing TPS tempat terdaftar sebagai pemilih.
“Pemula ini bukan berarti umur masih muda. Ketika Pemilu 2019 mereka tidak terdaftar (sebagai pemilih) di RT/RW setempat. Makanya mereka belum punya bayangan (pencoblosan),” tukasnya.
Baru pada Pemilu 2024 ini 99 persen anggota Pertuni DPC Jakarta Timur yang tersebar di sejumlah wilayah sudah terdaftar sebagai daftar pemilih tetap (DPT) KPU Jakarta Timur.
Sehingga Muliawan berharap KPU Jakarta Timur dapat memberikan simulasi agar para anggota Pertuni dapat menggunakan hak pilihnya dengan baik pada 14 Februari 2024 mendatang.