“Dulu waktu kecil aku tuh anaknya introvet banget, takut gelap, takut berinteraksi sama orang. Nah dengan naik gunung itu aku dididik oleh alam, kita harus siap dan harus bisa. Dari situ bisa dapat banyak teman di pendakian, belajar lebih mandiri, lebih tanggungjawab, lebih berani mengambil keputusan dan proses menuju pendakian itu proses yang sangat berharga,” urai gadis kelahiran 16 Maret 2006.
Persiapan pendakian ekspedisi Gunung Aconcagua di Argentina ini lanjutnya, cukup lama mulai dari sekitar empat bulan yang lalu, mulai dari pengurusan dokumen, administrasi serta latihan fisik. Aconcagua menurutnya sangat menantang.
“Latihan fisik ini bisa seminggu sampai empat kali, lari, joging, sepeda, berenang atau naik gunung seperti ke Gunung Gede, Gunung Slamet, Gunung Sindoro. Gunung Aconcagu ini kita butuh persiapan yang ekstra dan lumayan beda karena gunung ini chalenging banget. Butuh waktu kira-kira 12 jam untuk di puncaknya dengan total 15 hari pendakian,” tuturnya.
Sebelumnya, pada 2017 Khansa telah mendaki puncak Gunung Cartenz Pyramide atau Puncak Jaya di Papua (4.884 mdpl) saat ia berusia 10 tahun, Gunung Kilimanjaro di Tanzania (5.895 mdpl) pada 2019, dan Gunung Elbrus di Rusia (5.642 mdpl) pada 2022. “Di Indonesia totalnya sudah mendaki sekitar 87 gunung di luar ada 2. Jadi sekitar sudah ada 89 gunung yang sudah di daki,” kata putri pasangan Aulia Ibnu dan Pramudi Ayuwardani ini.