Diskusi penuh inspirasi ini menegaskan urgensi untuk terus mempelajari serta meneruskan nilai-nilai keilmuan yang telah ditinggalkan oleh ulama besar seperti Syekh Nawawi Al-Bantani. Acara bedah buku ini diakhiri dengan semangat tinggi dan keseriusan untuk terus mempelajari serta menggali potensi ilmiah yang ada demi kemajuan dan kedamaian umat manusia.
Dalam penutup acara, Atdikbud Badrus menyampaikan bahwa buku ini akan didorong untuk diterjemahkan ke dalam bahasa Arab bersama Thinktank Arab Saudi di Riyadh. “Sehingga lebih banyak pembaca di seluruh dunia yang dapat menikmati buku ini serta memahami peran Syekh Nawawi Al-Bantani dalam pengembangan studi Islam di dunia,” tuturnya.
Selanjutnya, Atdikbud menyatakan riset manuskrip ulama Nusantara di Hijaz akan dilanjutkan bekerja sama dengan perguruan tinggi dan pemangku kepentingan di Indonesia dan Arab Saudi. Kerja sama riset berkelanjutan ini akan berdampak positif bagi diplomasi Indonesia di Arab Saudi dan Timur Tengah karena kontribusi ilmu pengetahuan ulama Nusantara bagi dunia merupakan bagian dari soft power Indonesia. Lebih dari 300 buku ditulis oleh Ulama Nusantara sekitar Abad ke-19 di Hijaz. (tim)