“Dokter sebenarnya sudah melarangnya dengan keras, tapi saya bersikeras ingin turun karena saya bertekad untuk mengharumkan Merah Putih begitu besar,” kata Rossy.
Bersama pelatih yang berkebangsaan Korea Utara, Rossy mengaku berlatih dari nol. “Semula benar-benar perlahan-lahan dilatih dari memegang bet tenis meja. Tapi, saya berjuang terus. Memang sempat khawatir terhadap kondisi badan, tapi saya terus berjuang,” ujar Rossy.
Untuk itu, Rossy berharap atlet-atlet Tim Indonesia bisa berjuang lebih gigih di Paris. Semangat tersebut disalurkan Rossy melalui Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia).
“Dengan pengalaman saya tersebut, saya ingin Tim Indonesia yang akan berjuang di Paris juga merasakan hal yang sama. Untuk itu, saya punya kenang-kenangan yaitu obor Olimpiade Atlanta dan saya ingin persembahkan kepada NOC Indonesia sebagai patron Olimpiade di Indonesia agar para atlet semangat berjuang di Paris,” ujar Rossy.
Rossy berharap pengalamannya dapat memberikan suntikan semangat kepada para atlet yang akan berjuang di Paris. Ia berharap atlet Indonesia bisa memiliki mental baja saat membawa Merah Putih.