“Saya akan koordinasikan dengan Camat (Kramat Jati) dan Lurah (Batu Ampar) untuk mencari solusi alat berat masuk agar pengerukan Phb Induk di Batu Ampar dapat dilakukan,” tukas dia.
Menurutnya, selain pendangkalan pada Phb Induk, masalah banjir di wilayah Kecamatan Kramat Jati juga karena konstruksi jembatan permukiman warga yang rendah.
Saat tinggi muka air Phb Induk naik debit air dan sampah justru tertahan pada konstruksi jembatan yang rendah, sehingga mengakibatkan air meluap ke permukiman warga sekitar.
“Kendalanya banyak, jembatan yang menghambat aliran air, ditambah sampah jadi tersumbat alirannya. Model jembatan masih yang lama, seharusnya melengkung ke atas,” ungkapnya.
Sebelumnya, permukiman warga di Jalan Ikan Hias, RT 08/RW 01, Batu Ampar, Kramat Jati, Jakarta Timur, terendam banjir luapan Phb Induk pada Kamis (4/1) sore.
Banjir terjadi karena tingginya intensitas curah hujan yang mengguyur Jakarta Timur, debit air kiriman dari Depok, Jawa Barat, dan pendangkalan pada aliran Phb Induk. (Joesvicar Iqbal)