IPOL.ID – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden kehilangan kesabaran terhadap Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu terkait konflik di Gaza, menurut sebuah laporan pada Minggu (14/1).
Mengutip para pejabat AS yang mengetahui masalah ini, situs berita Axios melaporkan bahwa Biden dan para pejabat senior Amerika mulai frustrasi dengan Netanyahu dan penolakannya untuk memenuhi permintaan pemerintah terkait konflik di Gaza.
“Situasinya menyebalkan dan kita terjebak. Kesabaran presiden hampir habis,” Axios mengutip seorang pejabat AS, dilansir Anadolu.
Laporan tersebut juga mencatat bahwa Biden belum melakukan pembicaraan dengan perdana menteri Israel selama 20 hari terakhir.
Panggilan telepon terakhir antara kedua orang itu, yang terjadi pada 23 Desember, digambarkan sebagai “tegang.”
“Ada rasa frustrasi yang luar biasa,” kata seorang pejabat AS lainnya kepada Axios.
Di antara permintaan AS kepada Netanyahu adalah pembebasan pendapatan pajak Palestina yang ditahan Israel, kelambanan Israel untuk mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza, penolakan Netanyahu terhadap rencana AS agar Otoritas Palestina yang telah direformasi dapat berperan di Gaza pasca Hamas, dan pengurangan operasi Israel di Gaza.
Senator Chris Van Hollen dari Partai Demokrat, yang menurut Axios telah melakukan kontak dekat dengan para pejabat Amerika mengenai konflik ini, mengatakan, “Pada setiap kesempatan, Netanyahu telah memberikan jari kepada Biden.”
“Mereka memohon kepada koalisi Netanyahu, tetapi ditampar di wajahnya berulang kali,” kata senator itu kepada Axios.
Israel telah melancarkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina yang diklaim Tel Aviv telah menewaskan 1.200 orang di Israel.
Setidaknya 23.968 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan 60.582 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan Palestina.
Menurut PBB, 85 persen dari populasi Gaza telah mengungsi di tengah-tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan yang akut, sementara 60 persen dari infrastruktur daerah kantong tersebut rusak atau hancur. (far)