Dalam kesempatan yang sama, pengamat politik, Zulfan Lindan, menekankan visi pertahanan dan keamanan yang disampaikan oleh Ganjar itu keliru.
“Dalam membangun pertahanan yang harus diperkuat adalah darat, saya kira keliru yang diucapkan Ganjar yakni kekuatan Marinir, meskipun kita negara maritim yang kita harus perkuat pertama adalah darat, contoh ketika itu Prabowo menaruh pasukan di Natuna sehingga kita diajak negosiasi sama China, karena melihat kekuatan militer kita,” ujar Zulfan.
Sementara itu, TPN Ganjar-Mahfud, Michael Sianipar , menyatakan dukungan kepada siapapun yang terpilih, menyoroti Garda Samudera dan Indonesia menjadi pusat maritim dunia. Pasangan Ganjar-Mahfud percaya bahwa pertahanan dan keamanan yang kuat mampu meningkatkan ekonomi 7% dari yang sebelumnya 5%.
Khairul Fahmi, Co-Founder ISESS, menolak dikotomi antara militer dan sipil, mendukung revitalisasi kekuatan ASEAN, dan menyoroti kemandirian alat utama sistem pertahanan (alustista) serta pentingnya pasar dalam pengembangan alustista. (ahmad)