IPOL.ID – Tahun 2023 boleh jadi merupakan tahun komoditi emas. Betapa tidak, di tengah beragam sentimen ekonomi makro dan geopolitik yang memanas, harga emas melonjak hampir 15% dalam setahun.
Puncaknya dimulai saat meletusnya perang Hamas-Israel hingga pada 4 Desember 2023, logam mulia ini menyentuh all time high di level USD2.100/toz. Kemudian, posisi ini terkoreksi hingga USD2.070/toz pada akhir 2023.
Memasuki tahun 2024, harga emas masih berada di atas USD2.000/toz, di mana saat ini fluktuatif di level USD2.024/toz-USD2.070/toz. Rencana pemangkasan suku bunga oleh the Fed pada Maret 2024 menjadi salah satu kekhawatiran para investor yang mendorong emas tetap melanjutkan relinya di level USD2.000/toz.
Analis dan Wakil Pialang Berjangka PT Rifan Financindo Berjangka cabang DBS Tower (RFB–DBS Tower) Syaiful Bachri menganalisa, dalam pekan minggu kedua Januari ini, emas diprediksi akan mengalami penurunan karena penguatan dolar dan imbal hasil Treasury yang lebih tinggi.
Data pengusaha AS menunjukkan bahwa penyerapan tenaga kerja lebih banyak pada bulan Desember lalu meski sektor jasa mengalami perlambatan berdasarkan Institute for Supply Management (ISM).