Bisnisnya di Malaysia, Indonesia dan Prancis telah terpengaruh, dengan dampak terbesar dirasakan di Timur Tengah, seperti diungkapkan Chris Kempczinski beberapa waktu lalu.
“Selama perang ini berlangsung … kami tidak berharap melihat peningkatan yang signifikan (di pasar ini),” tambah bos McDonald’s itu.
McDonald’s bergantung pada sistem waralaba di mana ribuan bisnis independen memiliki dan mengoperasikan sebagian besar lebih dari 40.000 tokonya di seluruh dunia.
Sekitar 5% dari outletnya berlokasi di Timur Tengah. Restoran makanan cepat saji itu menuai kritik setelah waralaba yang berbasis di Israel diketahui telah memberikan ribuan makanan gratis kepada anggota militer Israel.
Sontak kabar tersebut memicu seruan untuk memboikot merek tersebut oleh mereka yang marah dengan tanggapan militer Israel di Gaza. (bam)