IPOL.ID – Israel akan membatasi sebagian akses umat Islam ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem selama bulan suci Ramadan menyesuaikan kebutuhan keamanan, kata kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Senin (19/2).
Menteri Keamanan Masyarakat Israel Itamar Ben Gvir, mitra koalisi sayap kanan ekstrem pemerintahan Netanyahu, mengatakan bahwa akan lebih aman untuk membatasi jumlah jemaah muslim.
“Jika komandan (kepolisian) distrik Yerusalem mengatakan harus ada pembatasan, maka kita harus mematuhinya,” katanya dilansir VOA Indonesia, Selasa (20/2).
Sementara anggota parlemen Israel keturunan Arab, Ahmed Tibi, menuduh Ben-Gvir semakin memperburuk situasi yang sudah sensitif.
“Keputusan yang diambil kemarin oleh kabinet perang yang kecil itu adalah sebuah keputusan berbahaya di tempat yang sangat sensitif, Masjid Al-Aqsa, yang membuktikan satu hal yang harus secara terbuka diungkapkan, bahwa tidak ada kebebasan beribadah bagi muslim di negara ini. Demikian juga bagi umat Kristiani. Tidak ada kebebasan beribadah, tidak seperti klaim bohong yang disampaikan ke dunia. Sebagian besar muslim tidak bisa ke Masjid Al-Aqsa – tidak yang dari Tepi Barat, Gaza, maupun masyarakat Arab muslim di Israel.”
Perempuan dan anak-anak Palestina duduk di luar tenda yang menampung pengungsi Palestina di Rafah di Jalur Gaza selatan, di tengah konflik Israel-Hamas yang terus berlanjut.
Ketika ditanya tentang kemungkinan memblokir akses umat Islam Israel ke Al-Aqsa, yang merupakan tempat ibadah yang kerap menjadi titik panas di Kota Tua Yerusalem, kantor Netanyahu menjawab: “Perdana menteri membuat keputusan berimbang untuk memungkinkan kebebasan beribadah yang disesuaikan dengan kebutuhan keamanan yang ditentukan oleh para profesional.” Tidak ada rincian lain yang diberikan.
Juru Bicara Pemerintah Israel Eylon Levy mengatakan, “Kami tentu amat sangat berharap Ramadan akan berjalan damai dan kami mendesak semua pihak tentunya tidak memanfaatkan apa yang seharusnya menjadi hari raya keagamaan, waktu bagi para keluarga berkumpul, dan menggunakannya untuk mengobarkan ketegangan keagamaan seperti yang sayangnya kita alami di masa lalu.”
Kelompok militan Hamas, musuh utama Israel dalam perang di Gaza, mengecam usulan pembatasan tersebut dan menyerukan warga Palestina untuk bergerak menentangnya.
Dewan Fatwa Tertinggi, yang merupakan majelis Islam tertinggi Palestina, menyerukan kepada “semua orang yang dapat menjangkau Masjid Al-Aqsa yang penuh berkah untuk mendatangi dan melindunginya.”
Al-Aqsa, salah satu situs paling suci bagi umat Islam, terletak di puncak bukit di Kota Tua Yerusalem, di lokasi yang juga disucikan umat Yahudi sebagai situs kuil mereka pada zaman Alkitab.
Aturan mengenai akses ke lokasi itu sering menjadi sumber ketegangan, terutama selama hari-hari besar, termasuk Ramadan, yang pada tahun ini akan jatuh pada atau sekitar tanggal 10 Maret. (VOA Indonesia/far)