Kepala BWS Sulawesi III Kementerian PUPR Dedi Yudha Lesmana mengatakan, konstruksi pembangunan Bendungan Budong-Budong telah dimulai sejak Desember 2020. “Progres konstruksi pembangunan bendungan pertama di Sulawesi Barat saat ini adalah 27%,” ujarnya.
Bertindak sebagai kontraktor pelaksana PT. Brantas Abipraya- PT. Bumi Karsa, KSO dan Konsultan Supervisi PT. Indra Karya – PT. Tuah Agung Anugrah – PT. Ciriajasa E.C, KSO dengan kontrak sebesar Rp 1,02 triliun.
Bendungan Budong-Budong juga memiliki potensi manfaat air baku sebesar 410 liter/detik. Kabupaten Mamuju Tengah sebagai wilayah berkembang diperkirakan akan banyak kegiatan pembangunan, baik di bidang pertanian lahan basah maupun kegiatan industri yang membutuhkan air baku dari bendungan.
Selain irigasi dan penyediaan air baku, pembangunan bendungan ini juga sangat diperlukan sebagai pengendali banjir untuk kawasan rawan bencana seperti Kecamatan Budong-Budong, Topoyo, dan Karossa dengan mereduksi 60% dari 341,59 m3/detik menjadi 106,76 m3/detik.