IPOL.ID – Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un kembali menegaskan bahwa Korea Selatan (Kosel) sebagai musuh utama Pyongyang. Kim juga memperingatkan bahwa militernya tak akan ragu “mengakhiri” Korsel jika diserang, demikian laporan media pemerintah pada hari Jumat (9/2).
Kim membuat pernyataan tersebut pada Kamis dalam sebuah pidato di Kementerian Pertahanan Nasional untuk menandai ulang tahun ke-76 berdirinya militer negara tersebut, demikian dilaporkan Korean Central News Agency.
“Jika musuh-musuh kami berani menggunakan kekuatan untuk melawan negara kami, kami akan membuat keputusan berani yang akan mengubah sejarah dan tidak akan ragu-ragu untuk mengerahkan semua negara adidaya yang kami miliki untuk mengakhiri mereka,” kata Kim.
Nada perang ini muncul ketika hubungan antara kedua Korea berada pada titik terendah dalam beberapa tahun terakhir.
Korut secara terbuka menolak tujuan unifikasi dengan Korea Selatan yang telah lama dipegangnya bulan lalu, dengan Kim menyerukan perubahan konstitusional untuk mendefinisikan Korsel sebagai negara musuh utama dan musuh utama yang tidak dapat diubah.
Dalam pidatonya, Kim memuji keputusan untuk menyebut Korsel sebagai musuh paling berbahaya dan utama dan mengatakan bahwa Korut akan mengambil alih dan menstabilkan wilayah mereka jika terjadi keadaan darurat.
Dia menambahkan bahwa langkah untuk mengklasifikasikan kembali Korsel sebagai negara yang bermusuhan menetapkan legalitas untuk menyerang dan menghancurkan kapan saja.
Gambar yang dirilis oleh KCNA menunjukkan pemimpin Korut itu menghadiri upacara peringatan ulang tahun Tentara Rakyat Korea ditemani oleh putrinya yang masih kecil, Ju Ae, yang digambarkan oleh pejabat intelijen Korsel sebagai calon penggantinya.
Acara tersebut diadakan satu hari setelah parlemen Korut menghapus undang-undang dan peraturan tentang kerja sama ekonomi antar-Korea, yang semakin merenggangkan hubungan dengan Korsel.
Selain retorika yang keras dan langkah hukum, Pyongyang terus melakukan uji coba senjata sejak awal tahun ini, termasuk empat peluncuran rudal jelajah dan uji coba rudal balistik berbahan bakar padat jarak menengah.
Meskipun Korut telah berpaling dari Washington dan Seoul, negara ini telah mendekatkan diri dengan Rusia dan diyakini memasok artileri dan rudal ke Moskow untuk invasi ke Ukraina.
Kim menepis anggapan bahwa ia akan kembali berdiplomasi dengan Korsela dalam pidatonya pada Kamis.
“Kami telah secara proaktif menyingkirkan kendala yang tidak realistis karena harus mengupayakan dialog atau kerja sama formal dengan boneka-boneka Korea Selatan yang… merencanakan keruntuhan republik kami dan memimpikan penyerapan dan penyatuan,” ujar Kim.
“Perdamaian bukanlah sesuatu yang harus dimintakan atau dipertukarkan melalui negosiasi,” tambahnya. (far)