IPOL.ID – Lembaga survei nasional (Surnas) Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyampaikan tiga temuan utama pada pasangan Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto-Calon Wakil Presiden (Cawapres) Gibran Rakabuming Raka semakin terbuka untuk satu putaran.
Dalam kajian riset terbaru survei dilakukan, Direktur KCI Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Al Faraby mengatakan, 7 hari sebelum pencoblosan, surnas LSI mengungkap ada tiga temuan utama pada pasangan nomor urut 02. Pertama, Prabowo-Gibran menembus angka 53,5%.
Kemudian, kedua, prediksi final Prabowo-Gibran dalam interval 47,9%-58,3%. Ketiga, walau dikritik keras banyak kampus, tingkat kepuasan atas kinerja Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) masih sangat tinggi, di angka 80,8%.
“Semakin terbuka Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 berakhir satu putaran saja untuk Prabowo-Gibran karena pasangan ini sudah menembus dukungan 53,5%,” papar Adjie saat konfrensi pers bertema ‘7 Hari Sebelum Pencoblosan, Satu Putaran Semakin Terbuka’ di kantor LSI Denny JA, Rawamangun, Pulogadung, Jakarta Timur, Jumat (9/2).
Pertanyaannya, di sisa waktu tujuh hari lagi menuju pemilihan, akan adakah peristiwa besar yang akan mengurangi laju elektabilitas Prabowo-Gibran, dan membatalkan menang satu putaran saja? Adjie menjelaskan, dibandingkan survei di bulan September 2023, sebelum ribut-ribut kasus Mahkamah Konstitusi (MK), dukungan ke Prabowo-Gibran justru melompat tambah besar di tujuh area.
Tujuh area itu meliputi pemilih muda, wong cilik, pemilih minoritas, pemilih terdidik, pemilih di Jawa Tengah, pemilih yang puas kinerja Presiden Jokowi, hingga meningkatnya pengenalan/kesukaan terhadap Prabowo-Gibran.
Sebab, masih ada pemilih belum menentukan pilihan, pemilih yang belum militan dan 𝘮𝘢𝘳𝘨𝘪𝘯 𝘰𝘧 𝘦𝘳𝘳𝘰𝘳 (MoE) karena sampel, LSI Denny JA membuat prediksi dalam bentuk interval.
Prabowo-Gibran berada diinterval 47,9% hingga 58,3%. Anies Rasyied Baswedan-Muhaimin Iskandar berada diinterval 18,9% hingga 26,5%. Ganjar Pranowo-Mahfud MD diinterval 16,8% hingga 24,0%.
“Dengan prediksi interval ini maka 30% kemungkinan Prabowo-Gibran menang tapi ada putaran kedua dan 70% kemungkinan Prabowo-Gibran menang satu putaran saja,” jelas Adjie.
Hasil survei simulasi kertas suara Pilpres Februari 2024, Prabowo-Gibran berada di posisi teratas dengan elektabilitas sebesar 53,5%. Posisi kedua diisi Anies-Muhaimin dengan elektabilitas 21,7%. Ketiga, elektabilitas Ganjar-Mahfud 19,2%.
Dilihat secara tren, satu putaran semakin terbuka lebar, pada survei awal Januari 2024, elektabilitas Prabowo-Gibran 46,6%. Akhir Januari 2024 terjadi kenaikan menjadi 50,7%. Saat ini, awal Februari elektabilitas Prabowo-Gibran terus naik menjadi 53,5%.
Dalam satu bulan (Januari-Februari 2024) terjadi kenaikan 6,9% untuk Prabowo-Gibran. Dalam satu minggu (akhir Januari ke awal Februari 2024) terjadi kenaikan 2,8%.
“Jika tren ini bisa terus dipertahankan maka satu putaran kian terbuka lebar,” paparnya.
Namun, pemilih yang masih mungkin berubah untuk Prabowo-Gibran hanya 5,6%, Anies-Muhaimin 2,8%, dan Ganjar-Mahfud 2,4%.
Dari sisi kesukuan untuk dukungan dua dari tiga paslon, sambung Adjie, Prabowo-Gibran unggul di Jawa dengan 51,8%, Sunda (56,3%), Melayu (60,7%), Madura (67,7%), Bugis (60,6%), Batak (77,2%), dan suku lainnya (53,8%). Sedangkan Anies-Muhaimin unggul di suku Betawi (62,1%) dan Minang (73,9%).
Terlepas hingar bingar protes dari sejumlah kampus atas Jokowi, tapi kepuasan publik atas Jokowi masih sangat tinggi yaitu 80,8%.
Di pemilih yang puas terhadap kinerja Jokowi, Prabowo-Gibran unggul dengan elektabilitas sebesar 60,4%. Elektabilitas Ganjar-Mahfud 19,4%. Elektabilitas Anies-Muhaimin hanya 14,9%.
Di pemilih yang tidak puas terhadap kinerja Jokowi, Anies-Muhaimin unggul dengan elektabilitas 47,0%. Elektabilitas Prabowo-Gibran hanya 28,9%. Elektabilitas Ganjar-Mahfud 19,4%.
Pada survei bulan September 2023, pemilih wong cilik (pendapatan di bawah Rp2 juta/bulan) yang memilih Prabowo-Gibran sebesar 39,5%. Survei di awal Februari 2024, elektabilitas Prabowo-Gibran di segmen wong cilik sebesar 54,7%.
“Lompatan kenaikan di wong cilik dari September 2023 ke Februari 2024 sebesar 15,2%”.
Sementara, untuk golput dimaknai sebagai pemilih tidak menggunakan hak pilihnya. Pada Tahun 2004, tingkat golput sebesar 24,76%. Tahun 2009 golput naik menjadi 28,2%. Tahun 2014 golput naik kembali menjadi 30,4%. Tahun 2019 golput mengalami penurunan menjadi sebesar 18,3%.
Survei mengandaikan tingkat partisipasi 100% atau golput 0%, karena pemilih didatangi. Kenyataannya nanti pemilih yang harus datang ke tempat pemungutan suara (TPS) sehingga tingkat partisipasi 100% atau golput 0% sesuatu hal sulit tercapai.
“Jika terjadi tingginya golput di pemilih Prabowo-Gibran secara tidak proporsional, maka dukungan yang diraih bakal turun, sehingga tidak mencapai 50% lebih,” terangnya.
“Jika terjadi blunder fatal, dukungan akan menurun. Tren positif yang selama ini diraih bisa berbalik arah menjadi negatif,” tambahnya. (Joesvicar Iqbal/msb)