IPOL.ID – Dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024, pemilihan calon legislatif (Pileg) telah dilaksanakan, Rabu (14/2).
Hasil quick count sementara lembaga survei nasional (Surnas) Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebut PDIP unggul pada pileg, dan PPP masih abu-abu untuk lolos parliamentary treshold (PT).
“Untuk hasil quick count Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024, LSI sudah menyampaikan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pemenangnya. Namun pada Pileg 2024, PDIP berada diurutan pertama,” ungkap Adjie Alfaraby, Direktur KCI LSI Denny JA saat konfrensi pers hasil analisis temuan Quick Count Pileg 2024 bertajuk ‘Siapa Partai Pemenang Pemilu 2024?’ di kantor LSI di Jakarta Timur, Kamis (15/2).
Adjie menyebutkan, secara resmi data sampel hasil quick count sementara yang masuk ke LSI menunjukkan di angka 99,6 persen. Hasil quick count partai politik dari 2.000 TPS dilakukan, 0,4 persennya belum masuk karena sampel yang berada di pelosok masih ada yang harus dihitung ulang.
Tetapi partisipasi pileg di Tahun 2024 lebih rendah dari pilpres. Kenapa? Karena menurut Adjie, Pilpres 2024 lebih mudah, sedangkan dalam pileg para pemilih menemukan banyak pilihan dari sejumlah partai politik yang ada.
“PDIP menjadi satu partai yang hatrick menjadi pemenang pemilu di tiga pileg berturut-turut. Di Tahun 2019, PDIP di angka 19 persen, sekarang saja di angka 17 persen,” jelasnya.
Dalam pileg kali ini, Adjie menyampaikan, terdapat tiga partai yang menjadi partai premium paling tinggi, karena dukungan suaranya di atas 10 persen. Ketiga partai tersebut yaitu PDIP di angka 16,82 persen, Golkar 14,93 persen dan Gerindra 13,43 persen.
Untuk partai yang lolos parliamentary treshold yang memperoleh suara di atas 4 persen, ada 8 partai yaitu PDIP, Golkar, Gerindra, PKB 10,56 persen, Nasdem 9,45 persen, PKS 8,36 persen, Demokrat 6,98 persen dan PAN 6,59 persen.
Adjie mengungkapkan, ada juga partai yang masih abu-abu yaitu PPP di angka 3,88 persen. “PPP masih abu-abu namun masih punya potensi untuk lolos PT, tapi lolos atau tidaknya PPP yang akan menentukan adalah KPU,” tegas dia.
PPP, diutarakan Adjie, sebetulnya memiliki Sandiaga Uno tapi melihat PPP dari struktur calegnya masih kalah kompetitif dengan partai-partai lainnya. Kedua, dari sisi terpaan selama Pemilu 2024, karena PPP mendukung pasangan nomor urut 03, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Meskipun PDIP disini yang paling menonjol, tetapi PPP tidak juga mendapatkan limpahan dukungan dari para pendukung Ganjar-Mahfud.
“Tokohnya juga kita lihat Sandi lumayan, tapi dari hasil sementara ini saja artinya bahwa kehadiran Sandi juga tak mampu mengangkat perolehan PPP,” beber Adjie.
Selanjutnya, partai yang sulit dan atau tidak lolos PT ada 9 partai, baik partai baru dan lama, antara lain, ada PSI, Perindo, Gelora, Hanura, Buruh, Garuda, PBB, PKN, serta Partai Ummat.
Muncul pertanyaan, lalu kenapa PDIP tetap yang menjadi juara pada Pileg 2024? Adjie mengatakan, ketika PDIP kehilangan dukungan matahari dari sosok Joko Widodo (Jokowi). Para pemilih PDIP masih tetap menunjukkan loyalitasnya kepada partai berlambang banteng tersebut.
“PDIP unggul dibasis utamanya wong cilik. Sehingga loyalitas pemilih di kandang banteng masih tetap terjaga. Kerja para caleg pun mampu mendongkrak suara partainya itu,” tukas Adjie.
Namun demikian, melihat tren yang ada bahwa dukungan PDIP di atas tetap bersaing dengan Gerindra. Walaupun diakhir cenderung menjelang pemilu disalip Partai Gerindra.
“Mahkota juara pileg pun ada di antara PDIP dan Gerindra,” tutup Adjie. (Joesvicar Iqbal/msb)