Ia melanjutkan, setelah tahun 2019, sivitas LIPI (pada saat itu) membawa spesimen segar dari Danau Towuti yang sangat membantu proses identifikasi karakter diagnostik menjadi lebih valid. Akhirnya temuan tersebut dipublikasikan pada jurnal Treubia Volume 50 Nomor 1 tahun 2023.
“Jika dilihat dari karekter fisiknya, ular endemik Sulawesi ini populernya disebut ular air ekor pipih. Kelompok genus ini hidup diperairan tawar dan memangsa ikan kecil, anak katak dan kepiting. Dilihat dari panjang tubuhnya, ular air tawar ini pun relatif kecil, yakni kurang dari 1meter (>700mm) dan hanya tersebar di Danau Towuti. Alhasil ular ini memiliki tingkat endemisitas yang lebih tinggi dibandingkan H. matannensis. Oleh karena itu studi lebih lanjut mengenai populasi dan sebarannya diperlukan untuk mengevaluasi status konservasinya,” imbuhnya.
Amir menjelaskan empat jenis dari genus ini, tiga jenisnya terdapat di Sulawesi dan dua jenis di antaranya adalah endemik Sulawesi, yaitu H. indonesiensis (endemik Danau Towuti) dan H. matanensis di Danau Matano dan beberapa wilayah Sulawesi lainnya.