IPOL.ID – Lebih dari 88 ribu penduduk mengungsi akibat meningkatnya permusuhan di Lebanon selatan, kata seorang juru bicara PBB, Kamis (15/2).
“Kami dan mitra-mitra kami terus memberikan bantuan kemanusiaan kepada mereka yang telah meninggalkan rumah mereka, melengkapi inisiatif-inisiatif yang dipimpin oleh pemerintah Lebanon,” kata Stephane Dujarric kepada para wartawan di New York, dilansir Anadolu
“Bantuan tersebut termasuk makanan, perawatan kesehatan, bantuan tunai, dukungan pendidikan, dan layanan perlindungan hukum bagi keluarga-keluarga yang mengungsi serta dukungan dalam memelihara sistem pengolahan air dan air limbah,” lanjutnya.
Ia menambahkan bahwa Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) memperkirakan 60 ribu orang masih berada di desa-desa perbatasan yang sangat terdampak oleh pertukaran api.
“Kemampuan kami untuk memberikan bantuan kemanusiaan dan dukungan kepada orang-orang ini sangat terbatas karena masalah keamanan, akses dan pendanaan,” katanya.
Koordinator Kemanusiaan di Lebanon, Imran Riza, mengatakan pada hari Kamis bahwa lonjakan permusuhan baru-baru ini di wilayah selatan sangat memprihatinkan.
“Hilangnya nyawa orang yang tidak bersalah sangat disesalkan. Aturan perang sudah jelas: Pihak-pihak yang bertikai harus melindungi warga sipil dan aturan ini harus ditegakkan. Mereka bukanlah target,” kata Riza dalam sebuah pernyataan.
Sedikitnya 39 warga sipil dilaporkan telah terbunuh di Lebanon selatan dalam empat bulan terakhir, menurut Kantor Hak Asasi Manusia PBB.
Ketegangan telah meningkat di sepanjang perbatasan antara Lebanon dan Israel di tengah-tengah pertukaran tembakan antara pasukan Israel dan Hizbullah, dalam pertempuran paling mematikan sejak kedua belah pihak bertempur dalam perang berskala besar pada tahun 2006.
Ketegangan di perbatasan terjadi di tengah-tengah serangan militer Israel di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 28.650 korban setelah serangan lintas batas oleh kelompok Palestina, Hamas, pada 7 Oktober. (far)